Surabaya (ANTARA News) - Puluhan korban KMP Senopati Nusantara, yang tenggelam di Perairan Kepuluan Masalembo sekitar 24 mil dari Jepara, Jateng, Jumat (29/12) masih tampak terlihat terapung-apung di Perairan Jawa Timur, tepatnya di sepanjang Perairan Tuban hingga Karangjamuang Gresik. Menurut pantauan TIM SAR TNI-AL, Minggu petang, puluhan korban yang terapung-apung itu kesulitan dievakuasi, karena hempasan ombak di Perairan Tuban hingga Gresik yang sangat besar mencapai 4-6 meter. "Mereka kebanyakan selamat dan melambai-lambaikan tangan, tapi ada juga yang meninggal. Saya tak tahu pasti, karena melihat dari udara," kata Nasaruddin yang ikut dalam rombongan tanpa bisa merinci jumlah korban yang meninggal dan selamat. Ia menyatakan, Tim SAR sudah menerjunkan bala bantuan untuk mencari dan mengevakuasi korban antara lain dari unsur TNI-AL, tujuh KRI, dua pesawat Nomad, 2 pesawat casa, dua helikopter milik Polri dan dua helikopter milik TNI AU. Namun, karena ombak besar, armada bala bantuan itu hanya bisa mendistribusikan bantuan makanan berupa mie dan minuman mineral yang dilempar dari udara, dan bantuan logistik itupun tersebut agak sulit diambil korban, karena ombak yang besar. "Salah satu heli sempat melempar jaring untuk mengevakuasi korban, tapi karena banyak korban berebut naik, akhirnya pilot ketakutan mengangkutnya, khawatir tidak kuat, sehingga jaringnya dilepas," katanya menceritakan. Nasarudin menduga masih ada ratusan korban lagi yang tercecer dan terapung-apung di sepanjang perairan Jatim, karena ombak besar mengarah ke timur dan kemungkinan besar, Senin (1/1) para korban mendekat ke Gresik dan Surabaya. Karena itu, ia yang juga mengaku sempat bersama Menteri Perhubungan Hatta Rajasa di Rembang melihat korban selamat, Posko Tim SAR akan dipindah dari Tanjung Mas Semarang ke Tuban atau Gresik. Sementara itu, Minggu sore sejumlah 23 korban selamat dievakuasi ke Rumah Sakit Pelabuhan (Port Health Center-PHC) di Tanjung Perak Surabaya. Ke-23 korban itu masing-masing 15 orang diselamatkan oleh kapal berbendera Vietnam dan delapan oleh kapal Ponton. Korban kebanyakan menderita stres dan depresi, sehingga bisa langsung dirujuk pulang. Namun, tujuh korban harus menjalani rawat inap, karena menderita luka-luka ringan. Ke-23 korban itu kebanyakan warga Jawa Tengah dan hanya satu dari Blitar, Jatim dan seorang dari Kalimantan Tengah. Dilaporkan juga 20 korban selamat lainnya akan tiba di PHC, Minggu malam. KMP Senopati Nusantara mengalami musibah tenggelam, Jumat (29/12) di Perairan Masalembo dengan membawa penumpang 569 orang. Kapal milik PT Prima Vista ini berangkat dari Teluk Kumai Kalimantan Tengah menunju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006