Magelang (ANTARA News) - Umat Buddha berasal dari sejumlah daerah melakukan prosesi pindapata di Kota Magelang, Jawa Tengah, Minggu pagi, dalam rangkaian perayaan Tri Suci Waisak yang pusatnya di Candi Borobudur pada Selasa (2/6).

Sekitar 50 biksu dari Sangha Mahayana dan Theravada dengan dipimpin Koordinator Dewan Sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Bante Thadisa Paramitha Mahastavira berjalan kaki dari kompleks Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang melewati trotoar kanan dan kiri Jalan Pemuda Kota Magelang untuk menerima derma dari umat Buddha, khususnya yang bermukim dan membuka usaha di kawasan setempat.

Sebelumnya, para biksu bersama sejumlah umat mendaraskan doa dan pujian di dalam kelenteng setempat dengan khusyuk ditandai dengan pembakaran hio.

Aparat kepolisian setempat mengatur arus lalu lintas di sepanjang sekitar satu kilometer di Jalan Pemuda Kota Magelang selama umat Buddha bersama para biksu tersebut melakukan prosesi pindapata.

Ketua Yayasan Tri Bhakti Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang Paul Candra Wesi Aji mengatakan prosesi tersebut mengadopsi tradisi umat bersama para biksu di Thailand.

Setiap hari para biksu keluar dari wihara dengan membawa wadah untuk berjalan menemui umat, antara lain di jalan, pasar, dan rumah-rumah warga untuk menerima derma sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.

"Melalui prosesi itu umat menjalankan ajaran tentang berderma, bahwa orang yang berbuat kebaikan kelak akan mendapatkan karma baik," katanya.

Ia mengatakan dalam prosesi pindapata di Kota Magelang itu, umat memberikan sejumlah uang yang dimasukkan dalam angpao ke dalam wadah yang dibawa para biksu.

Biksu Thadisa mengatakan prosesi pindapata sebagai kesempatan yang baik bagi umat Buddha untuk melakukan kebajikan dengan memberikan berbagai keperluan sehari-hari para biksu.

Bagi para biksu, katanya, prosesi tersebut menjadi jalan spiritual untuk terus-menerus melatih sikap hidup rendah hati.

"Ini kesempatan baik umat melakukan derma untuk mendapatkan pahala, sedangkan bagi biksu untuk melatih diri mencapai jalan kesucian hidup," katanya.

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015