Palu (ANTARA News) - Pihak Bandara Mutiara Palu, Sulteng, menyatakan tidak pernah berhubungan komunikasi dengan kru pesawat Adam Air jenis Boeing 737-400 ketika dalam perjalanannya dari Surabaya ke Manado yang kemudian hilang pada Senin petang. "Tidak pernah ada kontak dengan kami selama dalam penerbangan itu," kata I Made Juniarta, petugas di UTC (Unit Time Coordinate) Bandara Mutiara Palu, Senin malam. Selain tidak pernah ada kontak dengan kru pesawat Adam Air Nomor Penerbangan K1 774 yang dilaporkan hilang tersebut, pihak Bandara Mutiara Palu juga hanya memiliki tanggungjawab memantau lalulintas penerbangan pada ketinggian 4.000 feet (sekitar 1.200 meter) dengan radius 10 nauticamile (sekitar 20 kilometer persegi). "Tanggungjawab pengawasan kami hanya pada ruang udara sebesar itu, sekalipun semua pesawat udara yang berangkat dari Jakarta atau Surabaya tujuan Manado atau Gorontalo harus meliwati wilayah Provinsi Sulteng," tuturnya, seraya menambahkan bahwa pengawasan terhadap penerbangan ini berada di Bandara Hasanuddin Makassar dan Bandara Sam Ratulangi Manado. Ketika ditanyakan apakah Bandara Bubung Luwuk di bagian timur Provinsi Sulteng yang cukup dekat dengan lalulintas penerbangan pesawat-pesawat dari Jakarta-Surabaya-Makassar tujuan Manado atau Gorontalo sempat melakukan komunikasi dengan kru pesawat Adam Air naas tersebut, Made mengatakan jangkauan pengawasan lalulintas udara pada UTC di bandara ini pun sangat kecil. Apalagi, katanya, UTC di Bandara Bubung Luwuk hanya aktif pada pagi dan siang hari sesuai dengan frekuensi penerbangan pesawat yang masih terbatas. Pesawat Adam Air jenis Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan K1 774 yang melayani penerbangan Jakarta-Surabaya-Manado kehilangan kontak lebih satu jam setelah lepas landas dari Bandara Ir Juanda Surabaya. Pesawat yang mengangkut 96 penumpang dengan enam kru pesawat ini bertolak dari Bandara Juanda pukul 12:59 WIB dan seharusnya sudah tiba di Bandara SAM Ratulangi Manado pukul 15:07 WITA sesuai kontak terakhir yang berhasil dipantau UTC TNI Angkatan Laut.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007