Jakarta (ANTARA News) - Kereta rel listrik (KRL) bernomor 241 jurusan Bojong Gede ke Jakarta anjlok saat akan memasuki Stasiun Kota, Jakarta, Selasa, sehingga menganggu perjalanan KRL lainnya di rute tersebut. Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) PT Kereta Api (Persero) Daops 1 Jakarta, Akhmad Sujadi, mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi pada 06.55 WIB saat KRL yang membawa empat rangkaian gerbong itu terhenti di jalur 10 arah menuju Stasiun Kota. "Gerbong yang anjlok itu, yakni, gerbong paling belakangnya akibat empat as rodanya terlepas dari lintasan," katanya, Ia menyebutkan pula, dalam kejadian itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun sejumlah perjalanan KRL yang menuju ke Stasiun Kota harus dialihkan melalui sejumlah rute, seperti KRL dari Bogor dan Depok yang menuju ke Stasiun Kota dialihkan melalui Stasiun Tanah Abang. Kemudian, KRL dari Bekasi menuju Stasiun Kota dialihkan ke Stasiun Senen, sedangkan jalur di Gambir sendiri, tetap digunakan untuk perjalanan KRL namun hanya satu lintasan saja. "Akibatnya, KRL yang melewati jalur Gambir harus bergantian," ujarnya. Petugas dari PT Kereta Api (Persero) Daops 1 Jakarta sejak Selasa pagi terus mengupayakan untuk mengangkat gerbong KRL yang anjlok itu, hingga pada Selasa siang jalur itu sudah dapat digunakan kembali. "Pengangkatan KRL yang anjlok itu selesai pada 13.45 WIB, namun kami masih menyelidiki penyebab pasti dari anjloknya KRL itu apakah akibat kayu bantalan rel KA yang rusak atau ada penyebab lainnya," katanya. Sementara itu, salah seorang pengguna jasa angkutan KRL, Ari, mengatakan bahwa dirinya harus berdesak-desakkan untuk dapat naik KRL kelas ekonomi dari Bogor menuju Stasiun Kota akibat peristiwa anjloknya KRL nomor 241 itu. "KRL kelas ekonomi yang tersedia pada Selasa pagi hanya ada satu rangkaian hingga penumpang harus berebutan untuk dapat naik. Sedangkan jika menunggu KRL Pakuan, datangnya terlambat yang seharusnya tiba di Stasiun Bogor pada 09.30 WIB tapi kenyataannya pada jam yang sama baru sampai di Stasiun Cawang," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007