Makassar (ANTARA News) - Tiga kecamatan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, terendam air akibat curah hujan dengan intensitas tinggi dalam dua hari terakhir.

"Hujan yang melanda Kabupaten Sidrap dua hari terakhir telah mengakibatkan tiga kecamatan terendam air hingga semeter," kata Kepala Unit Patroli Polres Sidrap, Inspektur Dua Sunarto menanggapi kondisi di wilayah kerjanya, Jumat.

Ketiga kecamatan yang terendam air itu adalah Kecamatan Dua Pitue, Pitu Riase dan Maritanggae.

Menurut Sunarto, selain curah hujan, ketiga kecamatan itu mendapatkan banjir kiriman, sehingga sempat melumpuhkan arus lalu lintas menuju ke Kabupaten Wajo.

Genangan air itu diperparah dengan jebolnya tanggul Barukku, Kabupaten Enrekang, sehingga air semakin deras mengalir dan menggenangi pemukiman di tiga kecamatan tersebut.

"Banjir juga menggenangi fasilitas umum seperti sekolah, persawahan yang ada di kecamatan yang dilanda banjir," katanya.

Kondisi banjir yang terparah terjadi di Kecamatan Dua Pitue, sedikitnya empat desa yang terendam di wilayah itu termasuk ratusan hektare sawah dan ratusan rumah penduduk.

Warga Tanru Tedong Sabir mengaku sedikitnya 50 ekor sapi miliknya terjebak dalam arus banjir yang tiba-tiba menggenangi kampung itu.

"Saya sampai kesulitan mengevakuasi ternak peliharaan itu, karena ketinggian air dan derasnya arus banjir," katanya.

Warga lainnya Dalle mengatakan ketiga kecamatan ini memang menjadi langganan banjir setiap tahunnya khususnya jika curah hujan tinggi dan bersamaan mendapat banjir kiriman dari Kabupaten Wajo.

Sementara itu, Camat Dua Pitue Sabbi mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan terkait jumlah rumah dan sawah serta fasilitas umum yang tergenang air.

Menurut dia, sejumlah warga di Kelurahan Tanrutedong, Desa Lancirang, Desa Padangloang dan Desa Salomalori sudah meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke tempat yang aman.

Terkait bencana yang melanda wilayah kerjanya itu, Sabbi menggatakan, pihaknya sudah melaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015