Makassar (ANTARA News) - Upaya Tim SAR Gabungan untuk mengevakuasi para korban jatuhnya pesawat Boeing 737-400 milik maskapai Adam Air di Kabupaten Polewali-Mandar, Sulawesi Barat masih terkendala kondisi cuaca buruk dan medan sulit. "Sampai sekarang ini (pukul 16.45 Wita), belum ada korban yang berhasil dievakuasi keluar dari tempat jatuhnya pesawat tersebut," kata Muslimin, Staf Operasi Badan SAR Nasional kepada pers di Posko penanganan musibah tersebut di Lanud Hasanuddin Makassar, Selasa petang. Menurut dia, sembilan orang anggota Basarnas yang dikirim ke lokasi kejadian sejak Selasa dini hari, diperkirakan baru akan tiba di lokasi peristiwa Selasa sore. Mereka berjalan kaki dari Desa Bulo, Kecamatan Melanti, Kabupaten Polmas ke lokasi jatuhnya pesawat tersebut selama empat jam. "Namun sampai saat ini belum ada laporan mengenai hasil kegiatan mereka melakukan evakuasi karena komunikasi ke lokasi musibah itu juga sangat sulit," ujarnya. Menurut Muslimin, kalaupun mereka kini telah tiba di lokasi, maka evakuasi ke desa terdekat yang bisa didarati pesawat helikopter butuh waktu lebih empat jam, karena harus menggotong para korban dengan berjalan kaki pada medan yang berat. Upaya evakuasi yang paling mungkin dilakukan saat ini, katanya, adalah menggotong para korban dan berjalan kaki ke lokasi yang bisa didarati pesawat helikopter, karena untuk membuat helipad di tempat kejadian amat sulit karena kondisi medan yang berat dan pepohonan yang besar. "Kalau harus membangun helipad di lokasi kejadian, waktunya akan lebih lama, sementara kalau evakuasi dengan menggotong korban, penduduk di daerah sekitar cukup banyak yang siap membantu," ujarnya. Badan SAR Nasional sendiri akan mendapat bantuan tenaga dari Balikpapan, Manado dan Kendari untuk melakukan evakuasi disamping ratusan personil TNI dan Polri yang sudah dikerahkan, termasuk 50 personil Marinir. Mengenai laporan adanya korban yang selamat, Muslimin mengaku pesimistis ada korban selamat, karena bila melihat kondisi pesawat yang hancur berkeping-keping, maka akan sulit ditemukan ada korban yang masih hidup. "Menurut laporan penduduk setempat, badan pesawat yang masih utuh hanya ekornya saja, yang lainnya hancur berkeping-keping," ujarnya. Sementara itu, Dan Lanud Hasanuddin, Marsekal Pertama Eddy Suyanto hingga Selasa petang ini belum bersedia memberikan keterangan apapun kepada pers mengenai perkembangan upaya evakuasi yang sedang dilaksanakan pihaknya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007