Pasuruan (ANTARA News) -Menyambut malam Asyuro (10 muharam) masjid-masjid di Kota Pasuruan, Jawa Timur, Selasa, melaksanakan tradisi menyantuni anak yatim. Takmir Masjid An Nur Tembokrejo Indah menyantuni sedikitnya 50 anak yatim dari desa-desa sekitar perumahan. Hal serupa juga dilakukan Tamir Masjid Al Mutaqin Desa Tembokrejo. Di sini sedikitnya ada 30 anak yatim yang disantuni. Di Masjid A Nur Tembokrejo Indah masing-masing anak yatim mendapat bingkisan sembako, dan sejumlah amplop berisi uang tunai. Setiap anak yatim menerima amlpo bervariasi mulai dari tiga amplop sampai empat amplop yang diberikan para dermawan baik yang terkoordinasi maupun secara spontanitas. KH Nurul Huda, Ketua MUI Kabupaten Pasuruan menjelaskan, secara tradisi berdasar tuntunan ajaran agama, setiap tanggal 10 Muharam umat Islam menyantuni anak yatim. Namun menurut KH Nurul Huda, menyantuni anak yatim hendaknya tidak terbatas pada malam Asyuro (10 Muharam) saja. Menyantuni anak yatim hendaknya bisa dilakukan setiap saat. Dijelaskan, menyantuni anak yatim, bukan sebatas memberikan bantuan materi saja. Namun menyantuni anak yatim juga bisa diberikan berupa menjadi orag tua asuh, yakni bisa memberi bantuan materi sekaligus pendidikannya. Dijelakan, mengasuh anak yatim juga harus diperlalakukan seperti mengasuh anak sendiri. Jika anak yatim berprestasi perlu mendapat penghargaan, sebaliknya jika anak yatim melakukan kesalahan juga harus ditegur. "Tidak boleh memanjakan anak yatim, dengan cara membiarkan, tidak berani menegur, sehingga anak yatim berkembang menjadi anak yang nakal. Itu malah berdosa," kata KH Nurul Huda.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009