Jakarta (ANTARA News) - Dua perusahaan asal China kemungkinan besar kembali menang dalam tender tiga proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang termasuk dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW. Dalam pembukaan penawaran harga tender PLTU kelas 300-400 MW yang dilaksanakan PT PLN (Persero) di Jakarta, Selasa, kedua perusahaan China itu menjadi satu-satunya peserta yang mengajukan penawaran harga. Dua perusahaan China itu adalah China National Machiney Industry Corp (Sinomach) dan Chengda Engineering Corp. Sinomach yang bermitra dengan CNEEC dan PT Penta Adi Samudera memasukkan penawaran harga di dua tender PLTU yakni PLTU 3 Jatim 2x300-400 MW di Tanjung Awar-Awar, Tuban dan PLTU 1 Jabar di Indramayu 3x300-400 MW. Sedang Chengda yang bermitra dengan PT Truba Jurong Engineering memasukkan penawaran di PLTU 2 Banten 2x300-400 MW di Labuan. Sebelumnya, dua perusahaan China juga telah menang dalam tender PLTU 10.000 MW untuk kelas 600-700 MW. Kedua perusahaan itu adalah CTNIC yang menang dalam tender PLTU Suralaya dan Harbin Power Engineering di PLTU Paiton. Sinomach memasukkan penawaran harga PLTU Tanjung Awar-Awar 592.680.000 dolar AS tidak termasuk pajak dan PLTU Indramayu 696.734.421 dolar AS dan Rp1.497.545.476.344 tidak termasuk pajak. Sedang Chengda menawar PLTU Labuan 338.221.648 dolar AS dan Rp1.391.694.080.042 tidak termasuk pajak. Ketua Panitia Lelang PLTU 300-400 MW Tondojoyo Suyono mengatakan, meski hanya satu penawar, perusahaan bersangkutan memang belum tentu menang. "Mereka masih akan dievaluasi lagi seperti harga per kWh, `power output,` `heat rate,` dan skema pembiayaannya," katanya. Namun, lanjutnya, karena hanya ada satu penawar, kemungkinan memenangi tender tersebut juga besar. Apalagi, harga yang ditawarkan perusahaan China tersebut di bawah harga patokan sendiri (HPS) yang ditetapkan PLN. HPS PLTU Tanjung Awar-Awar adalah 933 dolar per kW, Labuan 938 dolar per kW, dan Indramayu 906 dolar per kW. Menurut Tondojoyo, pihaknya menargetkan penandatanganan "letter of intent" (LoI) pada bulan Januari ini dan kontrak pada Februari 2007. Sebelumnya, hingga batas waktu 18 Desember, kedua perusahaan tersebut belum dapat menunjukkan dukungan perbankan. PLN akan melakukan tender ulang jika hingga akhir Desember 2006, kedua perusahaan belum juga menunjukkan dukungan perbankan yang diminta. Tondojoyo mengatakan, kedua perusahaan itu mendapat dukungan pendanaan dari bank di China, tanpa mau menyebutkan nama banknya. Pada tender PLTU Rembang, perusahaan asal Malaysia, Zeyland juga menjadi peserta satu-satunya yang memasukkan penawaran harga. Zeyland menawar sekitar 885 dolar per kW dengan harga HPS 934 dolar per kW.(*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007