Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Selasa, berikar Iran akan melakukan "tamparan bersejarah" pada negara-negara Barat jika mereka melancarkan aksi militer terhadap Republik Islam itu menyangkut program nuklirnya. "Sekalipun semua negara yang mendukung Saddam Hussein dalam perang pertahanan rahasia kembali melawan Iran, bangsa Iran akan memberikan mereka satu tamparan bersejarah pada muka mereka," kata Ahmadinejad dalam satu pidato. Presiden mengemukakan pada ribuan orang yang menghadiri satu pertemuan di Ahvaz, ibukota provinsi Khuzestan barat yang diserbu pasukan Saddam Hussein tahun 1980 dan menimbulkan perang delapan tahun dengan republik Islam itu. "Bangsa Iran siap membela hak-hak nuklirnya dan akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankannya," kata Ahmadinejad, sementara ia tetap mempertahankan hak Iran atas program nuklirnya. Ahmadinejad tidak menghiraukan satu resolusi yang disetujui bulan lalu oleh Dewan Keamanan PBB yang mengenakan sanksi-sanksi terhadap program nuklir Iran, dengan mengatakan itu tidak sah dan bagaimanapun juga tidak akan merugikan republik Iran. "Resolusi itu tidak benar dan bersifat politik dan tidak sah," katanya pada hadirin. "Itu adalah satu resolusi politik yang diterapkan atas tekanan dari AS dan Inggris, kendatipun isi resolusi itu tidak sangat signifikan. "Resolusi itu disetujui dengan dua tujuan. Pertama, untuk menciptakan perang urat syaraf dan propaganda terhadap Iran dan juga memberikan satu kesempatan untuk menakutkan sejumlah orang di dalam negeri dengan dalih sebuah resolusi yang bolong." Negara-negara Barat menginginkan Iran menghentikan aktivitas pengayaan uranium, satu proses yang mereka khawatirkan dapat digunakan untuk membuat bom nuklir. Iran menegaskan program atomnya hanyalah untuk tujuan damai dan berhak bagi pemerosesan bahan bakar nuklir. "Bangsa Iran berusaha memanfaatkan tenaga nuklir sebagai haknya yang tidak bisa disangkal," kata Ahmadinejad. Masalah nuklir bahkan lebih penting bagi kita ketimbang nasionalisasi minyak yang mereka (Barat) tentang," katanya mengacu pada nasionalisasi sumber-sumber minyak Iran oleh pemerintah Iran tahun 1950-an.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007