New York (ANTARA News) - Ban Ki-Moon dari Korea Selatan (Korsel) resmi menjadi Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) kedelapan, menggantikan Kofi Annan dari Ghana, Senin menggantikan. Ki-Moon (62) terpilih dalam sidang umum PBB yang beranggotakan 192 negara pada Oktober 2007 dalam proses yang paling transparan dalam sejarah PBB, di antara lebih dari lima orang calon dari Timur Tengah, Eropa Timur hingga Asia. Jabatan Sekjen PBB telah menjadi hal yang kontroversial di sejumlah pihak, mulai dari kepala administrasi sampai kepada suara moral dan diplomat tingkat atas organisasi dunia tersebut. Sekjen PBB senantiasa diharapkan dapat memenuhi kebutuhan semua negara anggota , namun hal itu hal itu masih dianggap mustahil dilaksanakan, demikian laporan sejumlah kantor berita transnasional. Pada saat upacara pengambilan sumpahnya bulan lalu, Ban Ki-Moon berjanji akan melanjutkan melakukan perobahan organisasi yang dikatakannya telah rusak parah oleh skandal korupsi dan dipertanyakan secara ethis dalam beberapa tahun terakhir. Ki-Moon berjanji akan memperbaiki citra organisasi dan melakukan penataan kembali sesuai dengan nilai-nilai ethika yang paling tinggi, berkenaan dengan skandal korupsi selama sepuluh tahun dibawah pimpinan Annan. "Citra PBB adalah aset utama yang paling berharga," kata Ban, sebelum diangkat sumpahnya di majelis Sidang Umum PBB. Ia juga mengemukakan, "Saya janji akan menjadi contoh yang paling terdepan." Selain itu, ia juga berjanji, akan memulihkan rasa percaya antara Sekretariat PBB dengan para anggotanya yang seringkali bersitegang melalui berbagai proses reformasi termasuk rencana berdirinya Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) dan pembagian kekuasaan di antara Dewan Keamanan PBB dan Sidang Umum PBB. "Banyak kritik mengenai ketidak mampuan PBB dan ketidak sistematisan organisasi dunia itu selama beberapa tahun terakhir, walaupun PBB memegang peranan penting dalam hal mempromosikan perdamaian di dunia," demikian Ki-Moon. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007