Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengupayakan diversifikasi kepemilikan surat utang negara (SUN) yang masih didominasi kalangan perbankan menjadi dimiliki berbagai kalangan investor terutama institusi pengelola dana jangka panjang seperti industri dana pensiun dan perusahaan asuransi. "SUN kita sampai hari ini sekitar 60 pesennya masih dipegang oleh kalangan perbankan, padahal di satu sisi kita ingin ekonomi riil tumbuh," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam dialog dengan investor bertema meningkatkan likuiditas dan kapasitas daya serap pasar domestik dengan memperluas basis investor domestik dan mendorong trnsparansi perdagangan surat berharga negara (SBN) di Jakarta, Jumat. Menurut Menkeu, sektor riil diharapkan mulai tumbuh dengan dukungan dari perbankan melalui fungsi intermediasinya sehingga perbankan harus mulai me-relinguish (melepaskan) kepemilikan SUN dan mulai melakukan aktivitas penyaluran kredit. Atas perkembangan itu, jelas Menkeu, maka permintaan dan kepemilikan SUN harus didiversifikasi kepada pemilik non bank, yang tentu akan menimbulkan tantangan baru bagi pemerintah termasuk upaya meningkatkan likuiditas di pasar domestik dan mendorong transparansi perdagangannya. Pengelola dana jangka panjang seperti perusahaan asuransi dan dana pensiun, menurut Menkeu, biasanya lebih kecil kemungkinan bergejolaknya karena investasi yang dilakukannya biasanya merupakan investasi jangka panjang. "Makanya kita harapkan industri dana pensiun dan perusahaan asuransi semakin banyak memasukkan SUN di dalam portofolio investasinya," katanya. Menurut dia, hal itu harus didukung dengan peningkatan kemampuan manajer investasi di dana pensiun dan perusahaan asuransi dalam mendiversifikasi portofolio investasinya yang selama ini kebanyakan masih di deposito atau properti. Hingga akhir November 2006, pemerintah telah menerbitkan total 65 seri SUN dengan total nilai Rp694,778 triliun, yang terdiri atas 61 seri SUN yang diperdagangkan dan 4 seri SUN yang tidak diperdagangkan. Sebanyak 61 seri SUN yang diperdagangkan tersebut terdiri atas 35 seri SUN berbunga tetap berdenominasi rupiah dengan nilai Rp236,719 triliun, 21 seri SUN berbunga mengambang berdenominasi rupiah senilai Rp182,031 triliun, dan 5 seri SUN berbunga tetap berdenominasi dolar AS senilai ekuivalen Rp55 triliun. Sedangkan 4 seri SUN yang tidak diperdagangkan terdiri atas 3 seri SUN berbunga tetap senilai Rp218,315 triliun dan 1 seri SUN berbunga mengambang senilai Rp2,711 triliun.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007