Jeddah (ANTARA News) - Sedikitnya 19 kloter jemaah haji Indonesia sudah berada di transit King Abdul Aziz Jeddah dan secara berurutan akan terbang menuju tanah air dari bandara itu, Jumat waktu setempat. Pemulangan pertama, didahului oleh kloter 1 Solo yang saat ini telah masuk gerbang Bandara King Abdul Aziz Jeddah untuk kemudian dengan pesawat Garuda Indonesia GA 0501, Jumat pukul 13.00 WAS, diterbangkan ke tanah air. Kadaker PPIH Jeddah Subakin mengatakan, jemaah yang akan pulang ke tanah air pada hari pertama ini berjumlah 8 kloter, yaitu Soc 1 dan 2, Mes 1, PLM 1, BPN 1, UPG 1, JKS 1, dan BTJ 1. Pada fase pemulangan, kata Subakin, bandara sangat padat oleh jemaah haji yang akan pulang kenegaranya masing-masing. Namun demikian, dia berharap, gate yang tersedia mencukupi bagi kebutuhan pemulangan jemaah haji Indonesia. "Hari pertama sampai hari ke 13 pemulangan merupakan saat yang rawan dan perlu diantisipasi karena terjadi kepadatan gate," ujarnya. Subakin menjelaskan, pembagian dokumen perjalanan dilakukan 9 jam sebelum jamaah menuju bandara. Paspor sudah diberikan kepada ketua regu dan rombongan. "Begitu jemaah tiba di Jeddah, paspor langsung diproses, lalu diserahkan ke pihak penerbangan untuk diterbitkan boarding pass dan selanjutnya dikembalikan ke ketua rombongan atau regu," katanya. Saat jemaah sampai di bandara, kata Subakin, ketua regu atau ketua rombongan membagikan paspor atau boarding pas tersebut kepada jemaah haji untuk selanjutnya saat di dalam gate paspor tersebut akan distempel pihak imigrasi Arab Saudi. Sebelumnya jemaah haji meninggalkan Mekkah dan tinggal lebih dulu di Jeddah selama kurang lebih 18 jam di delapan hotel. Menurut Subakin, begitu kloter tiba di hotel, kepada para Ketua Rombongan (Karom) kunci dibagikan kunci kamar untuk selanjutnya diserahkan kepada ketua regu untuk mengatur jemaahnya menempati kamar-kamar yang tersedia. Dalam proses ini, memang masih terjadi selisih antara kapasitas dengan jumlah penghuni berkisar 45-50 orang. Untuk itu dilakukan pengaturan kembali, karena sering terjadi jamaah tak mau pisah dari keluarganya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007