Makassar (ANTARA News) - Pemerintah akan menambah enam helikopter memperkuat armada udara Tim SAR gabungan untuk mencari keberadaan pesawat Boeing 737-400 nomor penerbangan KI 574 milik maskapai penerbangan Adam Air yang hilang dalam penerbangan dari Surabaya ke Manado pada Senin (1/1). "Kita akan berbuat maksimal dan tidak setengah-setengah dalam mencari dan menemukan pesawat yang hilang ini. Karena itu saya mohon keluarga jangan cemas dan tetap bersabar menunggu hasilnya," ujar Wakil Presiden HM Jusuf Kalla saat bertatap muka dengan sekitar 35 keluarga penumpang pesawat nahas tersebut di Lanud Hasanuddin Makassar, Sabtu petang. Helikopter tambahan itu diharapkan mulai beroperasi Minggu (7/1). Pesawat-pesawat itu akan ditempatkan di tiga lokasi yakni di Polewali-Mandar dan Mamuju di Sulawesi barat dan di Rantepao, Tanah Toraja, Sulsel, masing-masing dua pesawat. Penempatan di tiga lokasi itu adalah pertimbangan efektifitas agar pencarian lebih fokus dan sebagai strategi untuk mengatasi hambatan cuaca. "Kalau di satu tempat cuacanya buruk, maka di tempat lain yang baik cuacanya pencarian bisa tetap dilaksanakan," ujar Wapres yang didampingi Menhub Hatta Rajasa, Menkeh dan HAM, Hamid Awaluddin dan Gubernur Sulsel HM. Amin Syam serta Walikota Makasar, Ilham Arief Sirajuddin. Sampai Sabtu, Tim SAR Gabungan telah mengerahkan sebuah pesawat intai Boeing 737-200 dari Squadron Udara 8 Lanud Hasanuddin, dua buah pesawat Cassa dan sebuah pesawat Nomad dari TNI AL, sebuah helikopter Puma TNI AU serta pesawat Fokker 50 dari AU Singapura. Upaya pencarian didukung pula oleh tiga KRI yakni KRI Fatahilah, KRI Ajax dan KRI Rengat yang melakukan penyisiran di perairan Selat Makassar sepanjang wilayah Sulsel, Sulbar dan Sulteng. Tim SAR gabungan yang melakukan pencarian ini didukung oleh personil TNI/Polri dan SAR Sulsel yang totalnya mencapai sekitar 2.886 orang dengan rincian TNI AD sebanyak 832 personil, AL (664 personil), AU (615 orang), Polri (751 personil) serta 24 orang dari SAR Sulsel serta sejumlah warga Sulsel dan Sulbar. Sementara itu, sebuah tim investigasi yang berjumlah enam orang dari Amerika Serikat telah tiba di Makassar, Sabtu siang untuk membantu tim SAR mencari pesawat yang hilang bersama 102 penmumpang dan awaknya itu. Wapres juga menegaskan bahwa pencarian akan tetap diteruskan sampai keberadaan pesawat itu ditemukan. Pencaharian tidak akan dihentikan meski kegiatan SAR telah melewati tujuh hari. Demikian halnya dengan dana, tidak usah dikhawatirkan karena pemerintah akan menyediakan. "Saya mohon keluarga korban tetap tabah dan bersabar untuk menanti hasil pencarian yang sedang dilakukan. Duka keluarga korban adalah juga duka bangsa," ujarnya dan meminta pihak Adam Air untuk melayani para keluarga korban dengan baik, khususnya menyangkut penginapan, makan/minum, pakaian dan kesehatan mereka. Sementara itu, Handoko, yang kehilangan tujuh orang anggota keluarganya meminta kepada Wapres agar pihak keluarga korban diikutkan dalam pencarian melalui udara, sebagai wujud keterlibatan mereka secara langsung dalam kegiatan pencarian serta untuk memperoleh informasi dari pihak pertama dan terpercaya tentang hasil pencarian tersebut. Sedangkan Erni dari Manado dan Mansyur dari Palembang berharap agar para penumpang segera ditemukan baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk jenazah untuk segera di bawa pulang ke kampung halaman masing-masing. Menanggapi permintaan Handoko untuk ikut dalam penerbangan pencarian korban, Wapres meminta kepada SAR Mission Coordinator (SMC), Marsekal Pertama Eddy Suyanto agar mengakomodir dua atau tiga keluarga korban ikut dalam penerbangan pesawat intai Boeing 737-200 milik TNI AU. Mengenai upaya pencarian yang telah berlangsung selama enam hari, Eddy Suyanto yang juga Dan Lanud Hasanuddin Makassar itu melaporkan, hingga Sabtu petang, belum ada tanda-tanda positif mengenai keberadaan pesawat nahas tersebut. Upaya pencarian terus diperluas dan dipertajam di tiga kabupaten di Sulbar yakni Polewali Mandar, Majene dan Mamuju, Kabupaten Tana Toraja di Sulsel, Bolaang Mongondow di Sulut serta Kabupaten Poso di Sulawesi Tengah.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007