Kebencian memang dahsyat namun cinta lebih dahsyat lagi"
Charleston Utara, South Carolina (ANTARA News) - South Carolina mengayunkan langkah kecil untuk menyembuhkan luka akibat pembantaian di gereja kulit hitam bersejarah Charleston pekan lalu saat para pelayat berkumpul demi pemakaman salah seorang dari sembilan korban pembantaian itu.

Upacara pemakaman Ethel Lance (70) yang diselenggarakan Kamis waktu setempat ini adalah yang pertama kali diadakan. Sejumlah keluarga korban pembantaian itu menyatakan memaafkan seorang pemuda kulit putih yang menjadi pelaku pembantaian.

"Dia adalah korban kebencian. Dia bakal menjadi simbol cinta sebagaimana kehidupan sehari-harinya. Kebencian memang dahsyat namun cinta lebih dahsyat lagi," kara Brandon Risher, cucu tertua Lance, mengenai neneknya itu, kepada jemaat.

Peristiwa itu juga memicu dialog mengenai penggunaan bendera Konfederasi semasa Perang Saudara AS ratusan tahun lalu yang dianggap sebagai simbol perbudakan.

Gubernur South Carolina Nikki Haley dan para politisi Republik lainnya kini menyerukan pencabutan bendera itu dari gedung-gedung pemerintah negara bagian.

Di Columbia, ibu kota negara bagian South Carolina, para pendukung bendera konfederasi membela diri.

"Bendera itu tidak memulai perang ras. Seorang idiot yang menarik pemicu pada sembilan orang tak berdosa di gereja Charleston, South Carolina-lah yang memulainyas," kata T. Leland Summers, komandan Sons of Confederate Veterans untuk divisi negara bagian itu, dalam jumpa pers.

Sebaliknya Rektor College of Charleston Glenn McConnell, yang mantan wakil gubernur South Carolina dan senator justru melihat penanggalan bendera Konfederasi itu adalah itikad baik kepada mereka yang menentangnya.

Di Charleston Utara, jenazah Lance dibaringkan di keranda terbuka di depan Gereja Baptis Misionaris begitu para pelayat memasuki tempat kudus.

Salah seorang anak Lance, Nadine Collier, berkata kepada pelaku pembantaian bernama Dylann Roof, "Kamu merampas hal paling berharga dari saya. Kamu menyakiti saya. Kami menyakiti banyak orang. Jika Tuhan memaafkan kami, saya akan memaafkan kamu."

Lance adalah anggota jemaat setia "Mother Emanuel," julukan gereja di Charleston itu.

Jumat waktu setempat nanti di Charleston, pemakaman selanjutnya adalah untuk Pendeta Clementa Pinckney yang adalah pastor gereja itu dan salah seorang dari sembilan korban penembakan. Presiden Barack Obama akan menyampaikan eulogi pada pemakaman mendiang sang pendeta.

Di luar kapel pemakakam di Charleston Utara, kerabat Lance, James Fludd Sr., meminta semua orang tetap berdoa.

"Memang ada kemarahan. Saya tak menganggap kita benar-benar memulai penyembuhan. Saya menyaksikan tumpahnya kasih dan empati serta simpati," kata dia seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015