Oleh Nur Muhamad



Rejanglebong, 26/6 (Antara) - Satu jemaah pengajian ilmu tasawuf Tarikat Naqsabandiyah Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu, meninggal dunia yang diduga akibat kekurangan cairan (dehidrasi).

"Berdasarkan keterangan dari dokter di RSUD Curup yang memeriksa jenazah korban diketahui kalau yang bersangkutan meninggal dunia akibat dehidrasi dan terjatuh saat akan melakukan sholat ashar pada hari Kamis kemarin di gedung Suluk Curup," kata Kapolres Rejanglebong AKBP Dirmanto saat berada di Pemkab Rejanglebong, Jumat.

Korban meninggal dunia tersebut kata dia, Roni Azis (43) Warga Desa Pangkalan Damai blok A-2 jalur 29 Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan. Korban diketahui meninggal dunia Kamis (25/6) sekitar pukul 15.30 WIB.

Jatuhnya korban jiwa dalam pelaksanaan zikir massal atau "Suluk" kelompok Tarikan Naqsabandiyah tersebut sangat disesalkan pihak kepolisian setempat, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya juga kerap menelan korban jiwa. Jatuhnya korban ini dinilai akibat kelalaian petugas penyelenggara "Suluk" yang tidak mengontrol jemaahnya yang melakukan zikir di dalam masing-masing kelambu yang juga jadi lokasi persitrirahatan mereka.

"Kendati pada saat akan melakukan kegiatan Suluk terhitung dari hari ketiga bulan puasa sampai dengan sepuluh hari, mereka telah memberitahukan kepada Polres Rejanglebong dan Pemkab Rejanglebong tetap saja mereka harus mengontrol jemaahnya, termasuk standar gizi makanan dan minuman yang layak," ujarnya.

Sementara itu wakil ketua umum pengajian ilmu tasawuf Tarikat Naqsabadiyah Rejanglebong yang juga ketua panitia pelaksana kegiatan Suluk, M Edy Rusman mengatakan, jenazah korban meninggal dunia tersebut sudah dikirim dengan kendaraan ambulance menuju Kabupaten OKI pada Kamis malam (25/6).

"Korban meninggal ini sebelumnya sudah disarankan untuk beristirahat karena kondisinya sudah kelelahan, tapi korban masih tetap mau sholat berjamaah dan terjatuh saat sholat sedang berjalan," katanya.

Pelaksanaan suluk di daerah itu kata dia, dibawah asuhan Buya Syech Muhammad Rasyidsyah Fandy yang laksanakan setiap bulan Ramadhan dan untuk kali ini diikuti 547 orang yang mayoritas berasal dari sejumlah kabupaten/kota di Sumsel, kemudian dari daerah-daerah lainnya di Jawa serta Sumatera dan terjauh berasal dari Atambua sebanyak 10 orang.

"Dari jumlah ini empat orang diantaranya sudah mengundurkan dan memilih pulang dengan alasan sakit, dan satu orang yang meninggal dunia atas nama Roni Azis. Pelaksanaan suluk dibawah asuhan Buya Syech Muhammad Rasyidsyah Fandy ini berpusat di Rejanglebong dengan cabang di Kaur dan Muko-Muko, sedangkan diluar Bengkulu terdapat di Pulau Muda, Riau dan Kendari, Sultra," katanya

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015