Warga negara Indonesia yang berada di Arab Saudi pada puasa Ramadhan 1436 Hijriah ini harus menghadapi cuaca musim panas dengan suhu udara berkisar antara 40-45 derajat Celcius.

Cuaca yang jauh lebih panas dan tentunya membuat tantangan menahan kehausan, khususnya bagi umat Islam yang berpuasa, dibandingkan suhu udara di Indonesia rata-rata berkisar antara 30-37 derajat Celcius.

Kendati demikian, seperti warga Arab Saudi umumnya, warga negara Indonesia (WNI) pun umumnya menjalankan kewajiban puasa dengan penuh keikhlasan, kata Koordinator Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Riyadh Ahrul Tsani Fathurrahman kepada Antara Kairo, Rabu (8/7).

Menurut Ketua Panitia Penyelenggaraan Kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri 1436 Hijriyah di KBRI Riyadh, Mukhlas Taufik, panitia mencoba menghadirkan suasana Ramadhan seperti di Indonesia bagi WNI, khususnya yang bermukim di sekitar Riyadh.

Disebutkan, setiap hari di KBRI Riyadh panitia menyelenggarakan shalat tarawih bersama yang diperuntukkan bagi staf dan keluarga KBRI serta masyarakat Indonesia yang berada di wilayah setempat.

Di sela sholat tarawih, diadakan kultum atau kuliah tujuh menit yang disampaikan secara bergilirian oleh staf KBRI atau mengundang ustadz dari luar.

"Nah, selesai sholat tarawih, suasana seperti di Indonesia sedikit terasa, seperti dengan dihidangkannya makanan ringan khas Tanah Air," ujar Mukhlas.

Menurutnya, secara bergiliran semua istri staf KBRI dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan anggota 3-4 orang dan ditugaskan untuk menyediakan santap ringan berupa tiga jenis kue yang diperuntukkan bagi jamaah tarawih, di samping tersedia mi gelas bagi yang berminat.

"Dengan adanya sajian makanan ini, suasana Ramadhan di Riyadh, lumayan lah dapat mengobati kerinduan terhadap Tanah Air, " ujar seorang anggota jamaah.

Tiap hari panitia menyiapkan 75 paket aneka ragam kue Indonesia dan dua dus mie gelas.

Selain mengadakan sholat tarawih berjamaah, panitia Ramadhan KBRI Riyadh juga menyelenggarakan acara buka puasa bersama yang diadakan pada setiap hari Jumat dan umroh bersama.

Acara buka puasa bersama selain diikuti staf dan keluarga KBRI Riyadh, juga dari kalangan masyarakat Indonesia yang berada di wilayah setempat.

"Kami tidak bisa mengundang semua WNI untuk buka puasa bersama, tentunya, karena memang dana panitia juga terbatas dan hanya cukup untuk sekitar 250 orang, sementara WNI dan TKI di sini jumlahnya mencapai ribuan," jelas Mukhlas.

Sementara itu, kegiatan umroh bersama yang dikoordinir oleh panitia telah dilaksanakan pada 24-26 Juli 2015.

Satu acara penting lainnya yang akan menjadi tugas panitia adalah acara halal bi halal yang diperuntukkan bagi para WNI yang bermukim di kota Riyadh dan sekitarnya.

"Sebagai tradisi di lingkungan KBRI Riyadh, pada hari pertama Lebaran nanti, ribuan WNI/TKI biasanya hadir untuk silaturrahim dengan pimpinan dan staf KBRI Riyadh serta melepas kangen antarsesama WNI," tuturnya.

Tahun lalu, ada sekitar 3.000 WNI, umumnya TKI menghadiri acara halal bi halal pada hari Lebaran di KBRI," ungkap Mukhlas.

"Sebagai acara rutin tahunan, kegiatan halal bi halal di KBRI Riyadh, diharapkan bisa menjadi obat kangen para WNI yang sudah beberapa tahun tidak pulang ke Tanah Air dan merasakan Lebaran di tengah-tengah keluarga di kampung halaman masing-masing," jelasnya.

Yang pasti, sebagai ketua Panitia, dirinya berharap kegiatan halal bi halal nanti dapat berjalan lancar dan para WNI dapat turut menjaga kebersihan lingkungan KBRI sebagai miniatur Indonesia di Arab Saudi.

Para WNI yang hadir bersama keluarga staf KBRI dapat menjalin silaturahmi menghadirkan suasana seperti di Indonesia guna mengobati rasa rindu kampung halaman di Tanah Air. 

(T.M043/B/T007/T007) 

Pewarta: Munawar S Makyanie
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015