Jakarta (AANTARA News) - Tanpa terasa hari raya Idul Fitri 1436 Hijriah sampai di pintu gerbang. Seperti juga tahun-tahun sebelumnya, hari raya Idul Fitri selalu diikuti dengan acara mudik bersama dalam rangka berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman tercinta.

Akan tetapi, kegiatan mudik bersama ini juga selalu menarik perhatian masyarakat, mengingat begitu masif-nya berbagai moda transportasi yang berjalan bersama untuk mengantarkan pemudik ke kampung halaman.

Pada detik-detik akhir Ramadhan 2015 ini, pemberitaan mengenai mudik masal terlihat agak berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Misalnya tahun-tahun lalu banyak pemberitaan yang menyorot mengenai terbengkalainya penumpang yang mengantri untuk membeli tiket moda transportasi, yang mana tahun ini tidak terlalu menonjol.

Pertanyaannya, apakah jumlah pemudik tahun 2015 ini berkurang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya? Ternyata tidak, malah berdasarkan data dari pihak KAI di stasiun Pasar Senen misalnya, jumlah penumpang yang naik dari stasiun tersebut dari H-15 sampai H-6 ini sudah mencapai 180.273 pemudik atau meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mengangkut 139.907 pemudik dalam periode waktu yang sama.

Angka kenaikan tersebut mendukung prediksi Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, yang memprediksi bahwa jumlah pemudik yang menggunakan transportasi umum akan mencapai angka 20 juta dengan peningkatan sebesar 2,5 persen untuk angkutan udara; 9,5 persen untuk angkutan laut dan 3,5 persen untuk angkutan kereta api.

Dengan peningkatan tersebut, ternyata sudah diantisipasi dan ditata dengan baik oleh Menteri Perhubungan dengan jajarannya, dimana terlihat bahwa himbauan untuk membeli tiket dari jauh-jauh hari untuk di bandara, terminal bus, pelabuhan laut dan stasiun kereta api telah memberikan bukti terjadinya penurunan penumpukan calon penumpang yang akan mudik.

Penataan dari Menhub tidak berhenti sampai di situ saja, sisi operator juga mendapatkan perhatian untuk menambah armadanya, misalnya untuk penyeberangan di Merak-Bakahueni telah ditambahkan tiga kapal roro dengan satu kapal seberat lima ribu gross ton.

Untuk armada bus seperti AKAP, AKDP, dan pariwisata telah disiapkan 44.800 bus yang artinya naik sebesar 4 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan untuk kereta api jumlah gerbong ditambah menjadi 1.637 gerbong dari 1.543 gerbong.

Keseriusan Menhub dalam menata arus mudik Lebaran 1436 H ini juga ditunjukkan dengan cara menurunkan pasukan dari Kemenhub untuk melakukan posko dan turun langsung ke Bandara, Pelabuhan, Terminal dan Stasiun Kereta Api untuk membantu memantau pelaksanaan secara langsung di lapangan.

Pengerahan pasukan untuk melakukan posko ini merupakan salah satu resep keberhasilan dari Menhub pada saat memimpin transformasi PT KAI (Persero) pada masa itu.

Pola penataan yang dilakukan oleh Menhub ini ternyata terbukti telah menurunkan angka kecelakaan yang selama ini selalu menjadi momok bagi pemerintah.

Walaupun demikian, seharusnya tidak lantas berpuas diri dengan sejumlah perbaikan yang sudah dilakukan, akan tetapi menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyelenggaraan transportasi, baik Pemerintah, BUMN, swasta dan para pengguna jalan untuk lebih mengedepankan keselamatan untuk bertemu dengan sanak

"Arus mudik lebih teratur, semua moda transportasi lancar," kata Menhub di depan Posko terpadu angkutan lebaran Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Kalimantan Selatan Rabu (15/7).


Kelompok rentan

Pemerhati masalah sosial dan anak Dr Hurriah Ali Hasan mengatakan, mudik ramah anak dan disabilitas harus menjadi prioritas perhatian dan pelayanan pihak terkait.

"Mudik merupakan tradisi dan budaya di negeri tercinta ini, hanya saja dalam melaksanakan mudik diharapkan dapat memperhatikan kelompok rentan yakni anak dan disabilitas," kata Hurriah yang juga akademisi Universitas Muhammadiyah di Makassar.

Berkaitan dengan hal itu, lanjut dia, melaksanakan mudik harus penuh kesiapan dan sikap hati-hati agar terhindar dari bentuk-bentuk yang merugikan.

Sementara bagi seluruh lapisan masyarakat juga diminta untuk bijak dalam melaksanakan mudik, khususnya mudik yang ramah bagi anak dan penyandang disabilitas.

"Untuk itu pemerintah selaku penentu kebijakan dan penyedia fasilitas harus memperhatikan kedua kelompok yang rentan dengan kondisi fisik selama perjalan mudik," katanya.

Karena itu, dia mengatakan, selain perlu mengedukasi masyarakat pemudik untuk keselamatan dan kenyamanan anggota keluarganya terutama anak-anak dan penyandang disabilitas.

Menurut dia, penyediaan fasilitas untuk sektor transportasi udara seperti Bandara Internastional, cukup tersedia fasilitas yang proanak dan prodisabilitas.

"Misalnya ruang untuk menyusui anak, tempat duduk khusus penyandang disabilitas. Namun untuk sarana transportasi darat, seperti masih kurang menyediakan fasilitas untuk kedua kelompok pemudik itu. Karena itu, ke depan penyedia fasilitas mudik dapat lebih memperhatikannya," katanya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan pemudik seharusnya menghindari menikmati makanan pedas dan asam untuk menjaga kesehatan selama perjalanan mudik.

"Pemudik diharapkan menghindari makan makanan yang terlalu asam ataupun pedas untuk menghindari gangguan pencernaan selama perjalanan," katanya melalui keterangan pers yang diterima Antara.

Tjandra Yoga mengatakan dalam perjalanan mudik, pemudik juga dapat memilih tempat makan yang bersih dan higienis. Bila perlu, pemudik dapat membawa bekal sendiri sehingga dapat menjaga higienitas makanan.

"Pemudik sebaiknya membawa bekal makanan dan minuman sendiri," ujarnya.

Untuk menjaga kesehatan selama perjalanan mudik, ia menyarankan pemudik untuk makan tepat waktu dan tidak makan terlalu berlebihan dalam satu kali porsi makanan. "Jangan menunda waktu makan," tuturnya.

Selain itu, ia mengatakan pentingnya untuk selalu cukup minum air selama di perjalanan karena pemudik akan mengalami dehidrasi.

Ia mengatakan jika perlu, pemudik dapat minum multivitamin untuk menjaga kondisi badan tetap fit dengan asupan gizi yang cukup.

Selain memberi tip soal makanan yang dikonsumsi, ia juga menyarankan beberapa hal yang dilakukan pemudik saat akan melakukan perjalanan mudik, yakni membawa obat-obatan keluarga, persiapan kendaraan, memperhatikan penginapan, rumah makan dan pos pelayanan kesehatan.

Kemudian, pemudik disarankan membawa tas pakaian yang berisi pakaian keluarga jika sewaktu-waktu dibutuhkan sebagai baju ganti selama perjalanan. Jadi, pemudik tidak hanya membawa pakaian yang ingin dipakai saat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah.

"Jangan lupa untuk menyediakan satu tas berisi pakaian seluruh keluarga. Ini untuk berjaga-jaga siapa tahu selama perjalanan, ada anggota keluarga yang sakit, pakaian terkena tumpahan minuman dan untuk berganti pakaian saat di penginapan," ujarnya.

Disarankan setiap pemudik mempersiapkan fisik maupun mental.

Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015