Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan semangat toleransi sangat penting dipelihara dan dikembangkan di tengah-tengah kemajemukan masyarakat.

"Saya sering menyampaikan bahwa negara kita ini beragam dan dalam kebinnekaan itu sampai saat ini kita bisa bersatu, bisa rukun, bisa saling toleransi, menghormati, dan menghargai," kata Presiden saat membuka pertemuan dengan para tokoh lintas agama di Istana Negara Jakarta, Kamis sore.

Presiden mengatakan bahwa toleransi dapat dikembangkan dengan peran semua pihak.

"Peran bapak ibu sebagai ulama dan tokoh agama sangat menentukan sekali memberikan nasihat dan wejangan kepada yang di bawah agar grassroot bisa menjadi dingin dan justru tidak memanaskan suasana," katanya.

Dia mengemukakan tentang keberhasilan bangsa Indonesia dalam menyelaraskan kehidupan bersama.

"Seperti di depan saya sampaikan 70 tahun kita berhasil menyelaraskan kehidupan bersama dan kita harap ke depan kita terus maju bijak, agar masyarakat tidak terprovokasi untuk hal-hal yang kecil bisa kita padamkan," katanya.

Meski tidak secara khusus membahas mengenai insiden di Tolikara, pada kesempatan itu Kepala Negara meminta agar peristiwa serupa jangan terulang lagi.

"Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa apa yang terjadi di Tolikara seharusnya tidak terjadi kalau komunikasi kita baik dan silaturahmi kita ini baik. Sehingga kejadian bisa berbicara dan komunikasi terlebih dahulu. Saya kira tidak ada kata terlambat sehingga tidak ada gesekan kecil dan lebih baik," kata Presiden Joko Widodo.

Presiden mengatakan aparat penegak hukum hendaknya menyelesaikan masalah tersebut dengan koridor hukum yang ada sehingga tuntas.

"Aparat tegas menyelesaikan masalah ini sehingga siapapun sama di mata hukum," katanya.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Negara tersebut, Presiden didampingi oleh Menteri Agama Lukman Hakim, Mensesneg Pratikno dan Seskab Andi Widjajanto, serta sejumlah pejabat lainnya.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015