Sanaa (ANTARA News) - Wakil mantan pemimpin Yaman, Ali Abdullah Saleh, mengadakan pembicaraan dengan diplomat dari Amerika Serikat, Inggris dan Uni Emirat Arab untuk membantu mengakhiri perang empat bulan di negara miskin itu, kata anggota partainya.

"Perundingan para pemimpin partai Kongres dengan diplomat dari AS, Inggris dan UAE sedang berlangsung di Kairo guna menemukan penyelesaian secara damai bagi krisis di Yaman dan mencabut kepungan di darat dan kepungan terhadap kelompok keras," kata Adel Shuja, pemimpin partai pimpinan Saleh pimpin, kepada Reuters.

Menurut dia, sejauh ini perundingan telah mencapai kemajuan berarti.

Para loyalis Saleh dalam tentara Yaman merupakan kekuatan kunci dalam perang saudara di negara itu, dan pembicaraan tersebut merupakan yang pertama antara orang kuat itu dan anggota kunci koalisi Arab yang menolaknya.

Negara-negara emirat telah membom pasukannya selama beberapa pekan dan perundingan dengan negara emirat utama itu dan militer dukungan Arab Saudi memperoleh kemajuan di bagian selatan Yaman.

Belum diperoleh kejelasan apakah pasukan yang terkait dengan Saleh telah mundur dari medan pertempuran sekitar pelabuhan strategis Aden. Para pejuang lokal dengan persenjataan dari negara-negara Teluk dan disertai para pelatih militer Emirat mengalami kemenangan dalam ofensif pekan ini melawan kelompok Houthi setelah kebuntuan selama berbulan-bulan.

Saleh adalah seorang operator politik dan memainkan kelompok-kelompok bersenjata dan suku-suku selama 33 tahun. Ia menikmati dukungan dari Teluk hingga pemberontakan "Arab Spring" memaksanya untuk mundur pada 2012.

Kendati dipaksa mundur, ia masih merupakan tokoh berpengaruh dalam pasukan Yaman. Saleh menjalin aliansi dengan musuh lamanya milisi Houthi yang didukung Iran dan mereka menguasai Sanaa, ibu kota Yaman, pada September dan bergerak bersama pasukan Saleh ke Aden di bagian selatan Yaman. Aksi mereka memicu intervensi Arab pada 26 Maret.



Bantuan PBB

Dari Jenewa diberitakan bahwa sebuah kapal yang membawa bantuan pangan PBB yang cukup untuk memberi makan 180 ribu orang selama sebulan, merapat di pelabuhan Aden, Yaman, Selasa (21/7), setelah menunggu selama hampir empat minggu, kata seorang juru bicara Program Pangan Dunia (WFP).

Aden dan provinsi-provinsi selatan lain dari Yaman sebagian besar tidak dapat diakses oleh bantuan pangan Perserikatan Bangsa Bangsa, dan sekitar 13 juta orang - lebih dari setengah populasi - diperkirakan berada dalam situasi "kritis" atau "darurat" kerawanan pangan.

"Ini adalah kapal sewaan pertama WFP yang berlabuh di pelabuhan sejak konflik meletus pada akhir Maret," kata juru bicara Peter Smerdon, "Kami memiliki kapal sewaan tambahan lain yang siaga menuju Aden membawa lebih banyak makanan dan bahan bakar."

Pada pekan lalu, WFP menegosiasikan masuknya konvoi truk makanan ke Provinsi Aden, namun mengatakan mengirimkan kapal tak mungkin karena pertempuran berkecamuk di sekitar wilayah pelabuhan.

Sejak pemerintah Yaman dan koalisi pimpinan Arab Saudi memerangi milisi Houthi dan sekutu tentaranya maka kebuntuan beberapa bulan telah dapat diatasi dengan direbutnya bandara dan kemudian mendorong Houthi dari benteng terakhir mereka di barat kota, demikian Reuters.

(Uu.M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015