Intinya jangan pernah kendur, apalagi lengah"
Jakarta (ANTARA News) - Eks anggota teroris dari kelompok Moro Islamic Liberation Front/MILF Ali Fauzi Manzi mengingatkan pemerintah dan umat Islam Indonesia untuk tidak lengah terhadap gerakan radikalisme terutama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Intinya jangan pernah kendur, apalagi lengah. Mereka bisa menusuk melalui berbagai cara," kata Ali Fauzi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, salah satu jalan terbaik adalah dengan memperkuat ideologi Pancasila dan memperdalam pengetahuan agama.

"Ini sangat penting, karena para pelaku radikalisme, apalagi ISIS, menyerang sasarannya melalui ideologi dan agama," kata dia.

Ia menilai upaya yang dilakukan pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan lembaga-lembaga terkait dalam menanggulangi paham ISIS dengan memperkuat ideologi dan agama di Indonesia sudah tepat.

"Bila ideologi kita yaitu Pancasila dan pemahaman agama, terutama agama Islam semakin kuat, otomatis propaganda-propaganda radikalisme, terutama ISIS, akan mental dengan sendirinya," kata dia.

Adik terpidana mati bom Bali Amrozy ini menambahkan, Indonesia dikenal sebagai negara dengan toleransi antarumat beragama yang tinggi dan itu merupakan modal yang kuat untuk mencegah dan menangkal penyebaran propaganda paham radikalisme, terutama yang dilakukan oleh militan ISIS.

"Indonesia dikenal memiliki toleransi antarumat beragama yang tinggi sehingga tidak ada tindakan-tindakan represif yang dilkukan kepada agama tertentu. Itulah yang membuat warga Indonesia justru lebih sedikit yang ikut bergabung dengan ISIS di Suriah dibandingkan dengan negara-negara Barat," kata dia.

Selain itu, upaya pemerintah Indonesia melalui BNPT juga menjadi faktor penting dalam mencegah eksodus WNI ke Suriah melalui sosialisasi terus menerus tentang bahaya radikalisme dan ISIS bagi kehidupan bangsa Indonesia.

Ia juga mengapresiasi gerak cepat pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi WNI yang bepergian ke Turki, terutama yang akan bergabung dengan ISIS.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015