Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Agama (Kemenag) menjadi fokus memperbaiki kualitas katering dengan agar memenuhi harapan jamaah haji tahun ini. 

Sekjen Kemenag Nur Syam pada Pembekalan Petugas Media Center Haji di Jakarta, Kamis, mengatakan katering menjadi salah satu variable penilaian kepuasan layanan haji yang mendapat nilai rendah dari jamaah. 

"Memang sulit memenuhi selera orang seluruh Indonesia," ujarnya. 

Apalagi, lanjut dia, permintaan dan kegemarannya macam-macam, seperti ada yang ingin rujak, gado-gado, rawon, dan lain-lain. 

Kendati demikian tahun ini Kemenag selaku penyelenggara haji berupaya menyediakan katering yang mirip dengan rasa dan selera makanan sebagian besar orang Indonesia. 

Oleh karena itu, lanjut dia, Kemenag meminta para penyedia katering yang sudah kontrak agar memiliki juru masak dari Indonesia yang mengenal cita rasa masakan negeri ini. 

"Tahun 2000an ketika saya berhaji kateringnya masakan arab dengan minyak zaitun yang baunya menyengat, tidak sesuai dengan selera Indonesia. Sekarang sudah lebih baik," katanya. 

Namun sejak beberapa tahun, Kemenag telah berupaya agar katering untuk jamaah sesuai dengan selera Indonesia. 

Diakuinya, tidak semua bahan makanan Indonesia bisa disediakan di Arab Saudi, seperti kangkung yang sulit diperoleh di negeri itu. 

Dari info Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag, terkait layanan konsumsi, baik di Madinah (2x/hari), Jeddah (2x saat kedatangan dan kepulangan), serta selama di Arafah, Mina, dan Muzdalifah, kemudian di Mekkah, terdapat daftar menu yang bervariasi, seperti daging rendang, ayam balado, ikan saus kare, kakap goreng tepung, tumis sayuran, buah, dan lain-lain.

Setiap hari menu makanan berganti, sehingga diharapkan jamaah tidak merasa bosan. Setiap jamaah akan mendapat kertas berisi informasi mengenai layanan konsumsi, yang berisi jadwal penerimaan makanan dan daftar menunya.

Dirjen PHU Abdul Djamil mengatakan bila diketahui ada perusahaan katering yang mengganti menu tanpa pemberitahuan, akan diberi sanksi. Sekjen Nur Syam berharap dengan perbaikan layanan konsumsi tersebut, tahun ini penilaian tingkat kepuasaan jamaah terhadap katering, yang disurvei BPS, bisa lebih baik. 

Tahun lalu tingkat kepuasan jemaah haji masih masuk kategori memuaskan dengan angka 81,52 poin. Salah satu tingkat kepuasan tertinggi dari pelaksanaan pelayanan haji adalah pelayanan kesehatan (88,86 poin), pelayanan petugas kloter (84,71 poin) dan pelayanan pelaksanaan ibadah (83,6 poin). 

Jenis pelayanan yang disurvei oleh BPS antara lain pelayanan selama pelaksanaan ibadah, pelayanan kloter dan nonkloter, transportasi, katering, dan lain-lain. 

Kepada wartawan yang menjadi calon petugas Media Center Haji (MCH), ia meminta agar juga memperhatikan informasi mengenai katering ini. 

"Coba diamati betul apakah jamaah kita merasa nyaman dengan masakan ini," ujarnya.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015