Harus didesain 100 hari setelah akuisisi supaya ada implementasi."
Jakarta (ANTARA News) - Managing Director Accenture Strategy  Mergers and Acquisition Bruce Delteil mengungkapkan kiat yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis agar aksi merger dan akuisi (M&A) berhasil.

"Lebih dari 50 persen akuisisi yang tidak berhasil karena harga awal terlalu tinggi," kata Bruce, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, perusahaan harus membeli perusahaan dengan harga yang wajar.

Oleh sebab itu, ia mengemukakan, penting untuk melakukan evaluasi sebelum pembelian. Selanjutnya, 100 hari setelah membeli perusahaan, maka harus memastikan rencana sinergi setelah akuisisi.

"Harus didesain 100 hari setelah akuisisi supaya ada implementasi. Kenapa bisa terjadi kegagalan karena rencana kurang kuat atau implementasi terlalu lama," katanya.

Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015, para pelaku industri sedang mempersiapkan pengaturan usaha mereka agar lebih efisien dan mampu bersaing di pasar tingkat regional dan global.

Merger (penggabungan) dan akuisisi adalah salah satu strategi yang dianggap mampu meningkatkan daya saing industri dalam pasar bebas.

Tren merger dan akuisisi sudah marak di kawasan ASEAN. Pada 2014, jumlah merger dan akuisisi di kawasan ini meningkat sekitar 12% atau US$68.4 miliar, dengan jumlah transaksi mencapai 1.751 kasus.

Sebagian besar merger dan akuisisi tersebut terjadi pada enam bidang usaha, antara lain keuangan, energi dan listrik, properti, teknologi, dan bahan baku.

Tren merger dan akuisisi pada 2015 di Indonesia diprediksi belum beranjak jauh dari tren tahun 2014 yakni sebesar 9 miliar dolar AS. Sejumlah sektor yang berpeluang antara lain retail, komunikasi, real estate, dan perbankan.

"Di Indonesia ada M&A yang lumayan berhasil misalnya XL dan Axis, akuisisi dari bank Jepang tahun 2013, asuransi di Bank Panin, dan merger Bank Permata beberapa tahun lalu," demikian Bruce Delteil.

Pewarta: Monalisa
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015