Jakarta (ANTARA News) - Devaluasi atau pelemahan mata uang yuan terhadap dolar AS akan membuat produk pertanian Indonesia terancam oleh produk Tiongkok.

"Produk-produk pertanian Tiongkok akan dapat lebih murah dibanding produk Indonesia sehingga produk mereka bisa membanjir ke Indonesia," kata Presiden Advokasi Center For Indonesia Farmer, Sutrisno Iwantono, di Jakarta, Kamis.

Pada hari ini Tiongkok kembali melakukan devaluasi mata uangnya atau yang ketiga kali berturut-turut dalam tidak hari terakhir. Tindakan ini dilakukan untuk memulihkan perekonomiannya. Dengan adanya devaluasi tersebut maka diharapkan Tiongkok dapat meningkatkan kembali ekspornya karena produknya menjadi relatif lebih kompetitif.

Iwantono mengatakan selain produk industri, termasuk mainan, produk pertanian negara Tirai Bambu tersebut bisa membajiri Indonesia seperti bawang putih, kentang, jagung serta produk hortikultura mereka seperti buah-buahan.

Apalagi, katanya, saat ini kondisi pertanian Indonesia kurang bagus karena sedang menghadapi El Nino yang mengakibatkan musim kering berkepanjangan. Hal ini membuat produksi pertanian bisa terhambat. "Pertanian kita sangat riskan," katanya.

Ia mengatakan, jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan nyata maka kondisi ekonomi Indonesia, termasuk pertanian, dalam bahaya.

Untuk itu ia meminta para menteri termasuk yang baru saja dilantik, khususnya Menko Perekonomian, melakukan terobosan-terobosan untuk melindungi sektor pertanian.

Iwantono meminta segala hambatan dan inefisiensi dalam pengembangan pertanian dihilangkan sehingga produk pertanian menjadi lebih kompetitif.

Pengadaan pupuk, bibit serta sarana produksi pertanian lainnya juga harus lebih dibenahi dengan baik.

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015