Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang melemah kemungkinan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

"Ada masalah (ekonomi internasional, ada juga (masalah ekonomi) regional dan domestik. Karena gabungan dari ketiga faktor yang terjadi itu, mau tidak mau membuat tekanan pada rupiah tetap berlanjut," katanya di Jakarta, Jumat, usai mengikuti acara Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-70 Proklamasi Kemerdekaan RI di Gedung MPR/DPR/DPD.

Menurut Darmin, ada beberapa faktor yang menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah akan berlanjut, salah satunya keadaan pasar yang tidak percaya dan minimnya investasi yang masuk.

"Bukan sekadar pasar yang tidak percaya, memang situasinya membuat tekanan pada rupiah. Ada beberapa hal, ada masalah internasional ada juga regional dan domestik. Gabungan dari ketiga itu maka tekanan (pada rupiah) akan muncul beberapa kali," ujar dia.

Saat ini nilai tukar rupiah sudah menyentuh Rp13.800 per dolar AS. Nilai tukar Rupiah terus melemah hingga sempat menyentuh level terendah Rp13.917 per dolar AS.

Darmin menilai salah satu cara untuk memperbaiki nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah dengan mengundang investasi asing masuk, terutama dalam bentuk valuta asing (valas).

"Semua itu sangat tergantung seberapa berhasil kita mengundang, senang atau tidak senang, investasi masuk terutama dalam bentuk dolar dan dalam valas," kata dia.

"Kalau ada capital inflow maka tekanan dolar AS terhadap Rupiah akan cepat reda," tambah Darmin.


Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015