Damaskus (ANTARA News) - Polisi Suriah menembakkan gas air mata ke arah puluhan tahanan dalam upaya memadamkan kerusuhan yang terjadi di penjara Kota Hama di Suriah, kata satu kelompok pemantau pada Jumat (14/8).

Dengan mengutip beberapa sumber, Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia mengatakan kerusuhan terjadi di Penjara Pusat Hama, tempat tahanan dipenjara tanpa proses pengadilan.

Kelompok pengawas yang berpusat di Inggrsi tersebut mengatakan telah menerima rekaman video, yang memperlihatkan para tahanan di dalam penjara berteriak dan mencaci pemerintah.

Banyak pegiat mengatakan suara baku tembak terdengar di sekitar penjara itu, saat pasukan pemerintah menyerbu penjara tersebut dan membawa beberapa tahanan ke tempat yang tak diketahui, demikian laporan Xinhua.

Kelompok pengawas tersebut menambahkan puluhan tahanan pingsan akibat gas air mata yang ditembakkan oleh pihak berwenang.

Oposisi Suriah menuduh pemerintah menahan ribuan pegiat politik tanpa proses pengadilan.

Pada Senin (10/8), Pemerintah Suriah membebaskan Mazen Darwish, salah seorang pembela hak asasi manusia dan pegiat terkemuka Suriah --yang telah ditahan di dalam penjara pemerintah sejak 2012 karena penentangannya terhadap Pemerintah Suriah, kata Observatorium tersebut dan laporan media lokal.

Darwish, yang menjadi pengkritik tajam terhadap pemerintah dan telah ikut dalam protes anti-pemerintah pada awal konflik, ditangkap pada 2012 oleh aparat dinas intelijen Suriah selama penyerbuan terhadap kantornya di Damaskus.

Pada Jumat gencatan senjata di antara semua pihak yang bertikai di sebuah kota dan dua desa Suriah telah diperpanjang hingga Ahad, kata beberapa sumber dari kedua belah pihak.

Gencatan senjata antara gerilyawan dan tentara Suriah serta sekutunya, gerakan Syiah Lebanon Hizbullah, sudah dimulai pada Rabu (12/8). Kesepakatan itu menghentikan pertempuran di kota Zabadani di dekat perbatasan Lebanon serta desa Kefraya dan al-Foua di Suriah Barat-laut.

Sumber yang terlibat dalam perundingan mengatakan mereka sedang memusatkan perhatian pada upaya mencapai kesepakatan menyangkut penarikan pasukan gerilyawan dari Zabadani dan pemindahan warga sipil dari dua desa Syiah itu di bagian baratlaut negeri tersebut.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015