Jayapura (ANTARA News) - Aneke Rawar, istri dari salah satu korban Pesawat trigana atas nama Yustinus Huruelan mengungkapkan, hingga kini salah satu anaknya masih menunggu telepon dari sang ayah yang dipastikan telah tewas dalam kecelakaan tersebut.

"Anak-anak sampai saat ini masih belum terima kenyataan. Yang kecil sampai sekarang masih tanya kenapa bapak belum telepon-telepon, katanya hari Rabu baru datang(19/8), tapi kenapa bapak sampai sekarang belum datang," ujarnya di Jayapura, Kamis.

Aneke yang juga menjabat sebaga Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua mengaku, kini ia sedang berulang tahun yang ke-48, dan ia menginginkan agar tim evakuasi dan identifikasi bisa segera menemukan jasad suaminya.

"Hari ini saya pas berulang tahun, namun Tuhan memberikan sebuah kado yang terindah, saya berharap tim SAR dan tim yang telah berupaya menemukan seluruh jasad, supaya mungkin hari ini saya bisa ketemu dengan suami saya walau sudah tidak bernyawa," katanya.

Sambil menangis, Aneke mengatakan, dirinya akan tetap berusaha kuat meski diakui kejadian ini masih sulit diterimanya karena terjadi secara tiba-tiba.

"Dengan kejadian ini yang sudah diatur oleh Tuhan, saya yang juga kini sebagai seorang bapak, saya akan tetap kuat walaupun saat ini saya lemah," ucapnya.

"Saya sekarang juga bertindak sebagai seorang ayah, saya masih membutuhkan suami saya untuk mendampingi anak-anak, kami masih punya tanggung jawab yang besar. Namun saya percaya ini adalah rencana Tuhan yang terindah dalam hidup saya, namun sampai sekarang saya belum menemukan suami saya," sambung Aneke.

Hingga Kamis siang, sudah ada 29 jenazah yang tiba di RS Bhayangkara untuk di identifikasi oleh Tim DVI.

Sebelumnya pesawat Trigana tujuan Jayapura, Oksibil mengalami kecelakaan di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang pada 16 Agustus 2015.

Tim SAR gabungan yang melakukan evakuasi dilapangan telah memastikan, 54 orang yang berada dipesawat tersebut, seluruhnya tewas.

Pewarta: Dhias Suwandi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015