Jakarta (ANTARA News) - Selain melalui seminar kesehatan, edukasi seputar diabetes ternyata cukup efektif melalui animasi, menurut pakar animasi, Wahyu Aditya.

"Medium animasi sangat lengkap. Ada gambar, suara, gerakan. Otak kita lebih suka melihat sesuatu yang visual dibandingkan teks. Menurut penelitian, 80 persen orang bisa menangkap pesan lewat visual," ujar Wahyu dalam konferensi pers kompetisi film pendek animasi (ANIMASI MANIS) soal diabetes di Jakarta, Senin.

Dia mengakui, melalui animasi lah dirinya bisa memahami lebih baik soal diabetes, mulai dari dari cara penanggulangan dan gambaran umum diabetes secara kongkrit.

Di samping itu, penggunaan bahasa yang mudah dipahami penonton, simbol-simbol yang mudah dimengerti turut berkontribusi memudahkan pesan soal diabetes sampai ke masyarakat di semua usia.

"Saya cepat paham soal diabetes lewat animasi. Cara menanggulanginya, konkritnya diabetes. Efektifnya, ini bisa diterima segala umur dari anak-anak sampai orang tua," kata dia

"Medium ini berdurasi tidak lebih dari 5 menit. Efektif di-upload di media sosial dan dapat didistribusikan misalnya lewat kampanye sekolah atau daerah-daerah," tambah Wahyu. Kendati begitu, di Indonesia sendiri, konten edukasi tentang diabetes yang dikemas dalam bentuk animasi masih belum banyak tersedia.

"Oleh karena itu, inisiatif program AnimasiManis merupakan program yang sangat positif. Masyarakat dapat lebih memahami tentang penyakit diabetes melalui penyampaian yang tidak kaku, mudah dimengerti dan menunjukkan cara pandang anak muda," tutur dia.

Program AnimasiManis diluncurkan pertama kali pada 1 Juni lalu. Program ini merupakan upaya yang dilakukan Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama Sanofi Group Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran publik mencegah dan mengendalikan faktor risiko diabetes.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015