Sebenarnya musim panen sudah mulai panen ikan namun kendalanya masih sering terjadi gelombang tinggi seperti hari ini (3/9), tinggi gelombang maksimum mencapai 3 meter. Namun dalam satu pekan ke depan diprakirakan cenderung turun pada kisaran 2,5 met
Cilacap (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap memprakirakan "upwelling" mulai bermunculan di perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada awal bulan September.

"Upwelling adalah penaikan massa air laut yang membawa plankton dari suatu lapisan dalam ke lapisan permukaan," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis.

Dengan adanya aktivitas plankton yang muncul ke permukaan, dia memperkirakan akan banyak terdapat ikan di tempat tersebut.

Menurut dia, "upwelling" tersebut diprakirakan akan muncul di Samudra Hindia selatan Jateng dan DIY dalam satu ke depan dengan kecepatan berkisar 5-50 centimeter per hari.

"Sebenarnya musim panen sudah mulai panen ikan namun kendalanya masih sering terjadi gelombang tinggi seperti hari ini (3/9), tinggi gelombang maksimum mencapai 3 meter. Namun dalam satu pekan ke depan diprakirakan cenderung turun pada kisaran 2,5 meter," katanya.

Dengan demikian, kata dia, nelayan-nelayan tradisional yang kapalnya cukup besar masih bisa melaut untuk mencari ikan.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Indon Tjahjono mengakui jika saat ini sebagian besar nelayan tradisional di Cilacap telah berangkat melaut.

Dengan demikian, kata dia, jarang ditemui perahu-perahu nelayan yang ditambatkan di daratan seperti beberapa waktu sebelumnya.

Dia mengatakan bahwa ikan-ikan di perairan selatan Jateng dan DIY itu masih sporadis atau berada di wilayah-wilayah tertentu karena belum banyak.

Oleh karena itu, dia mengharapkan hasil panen ikan yang ditangkap nelayan Cilacap bisa lebih bagus dibanding sebelumnya karena datangnya musim hujan berlangsung normal.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015