Jakarta (ANTARA News) - Menikmati wewangian yang menenangkan usai atau saat beraktivitas dari lilin aroma, scented candle, dapat menjadi pilihan selain pergi berlibur.

"Kebanyakan menyalakan di kamar, ruang tamu," kata Chindera Soewandy, pemilik lilin aroma Aanandha saat ditemui di peluncuran produk tersebut di Jakarta, Selasa.

Menurut Chindera, lilin aroma dapat dinikmati kapan pun sesuai keinginan.

Ada orang yang menyalakan lilin aroma di pagi hari sehingga memberi keharuman pada ruangan, namun, ada juga yang menyalakannya saat bekerja untuk menambah semangat.

Tidak sedikit pula yang memilih menikmati lilin aroma untuk menenangkan diri usai beraktivitas.

Lilin aroma memiliki cold throw, aroma yang tercium sebelum dibakar dan hot throw, yang tercium saat dibakar.

"Aroma saat dibakar datangnya dari wax yang meleleh," kata lulusan fashion merchandise di sebuah sekolah di Australia ini.

Chindera yang beberapa tahun terakhir menggemari lilin aroma ini menekankan sebelum menyalakan lilin, pastikan sumbu berada di tengah agar liin terbakar secara merata. Idealnya, membakar lilin selama 3,5 jam sudah cukup bila ingin aroma tercium di ruangan. Aanandha yang berdiameter 7,5 centimeter dapat menyala selama 40 jam.

Jangan memindahkan lilin saat baru dinyalakan agar lelehannya tidak mengalir ke tangan. Bila ingin menyalakan kembali lilin yang sudah pernah dipakai, potong sumbu sekitar 0,5 centimeter untuk menghilangkan ujungnya yang terbakar.

"Kalau tidak dipotong, akan menimbulkan asap dan ada karbon monoksida," kata Chindera yang membuat lilin bermotif songket Palembang ini dengan saudarinya Indah Soewandy.

Bila suka, matikan lampu saat menikmati aroma agar lebih rileks.

Sebaiknya, lilin aroma dinyalakan dalam pengawasan. Pastikan lilin telah mati sebelum pergi tidur.

Aroma lilin yang disukai setiap orang berbeda. Menurut Chindera, konsumen di Indonesia umumnya menyukai wewangian buah, bunga maupun aroma yang manis.

Ia menegaskan lilin aroma tidak memiliki fungsi kesehatan, seperti menyembuhkan penyakit, namun hanya untuk relaksasi.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015