Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Malik Haramain mengatakan pemerintah Arab Saudi telah lalai karena membiarkan dan tidak mengantisipasi kemungkinan yang terjadi terkait keberadaan alat-alat berat yang masih terpasang saat umat muslim melaksanakan ibadah haji di Masjidil Haram.

Kejadian ini tentu sangat memilukan, dan sekaligus memprihatinkan. Karena tidak seharusnya alat-alat berat berada di Masjidil Haram saat jutaan umat Islam menunaikan ibadah haji. Meskipun jatuhnya crane tersebut diduga karena badai dan angin, tetapi seharusnya pemerintah Arab Saudi bisa mengantisipasi hal tersebut.

"Pemerintah Arab Saudi telah lalai dalam hal ini, mengabaikan keselamatan para jemaah haji," kata Malik dalam rilisnya yang diterima ANTARA News di Jakarta, Sabtu.

Insiden jatuhnya crane di Masjidil Haram Makkah harus menjadi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi.

"Menuntut pemerintah Saudi Arabia agar bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut. Karena seharusnya proyek tersebut bisa dihentikan jika kondisi cuaca dan membahayakan orang di sekitar," kata politisi PKB itu.

"Atas musibah yang menimpa saudara kita di Makkah tersebut, Komisi VIII DPR RI turut berduka yang sedalam-dalamnya dan menyampaikan belasungkawa kepada korban yang meninggal dunia. "Semoga amal ibadahnya di terima oleh Allah dan semoga meninggal dalam keadaan syahid," ujar dia.

Komisi VIII DPR RI meminta kepada pemerintah Republik Indonesia melalui Kemenag RI agar segera mengidentifikasi dan menginformasikan kepada keluarga korban baik yang luka dan meninggal dunia.

"Meminta kepada Kemenag agar merawat dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada korban luka dan meninggal dunia di Mekkah," ujarnya.

Tak lupa, Malik mengajak para keluarga korban agar bersabar dan tetap menunggu informasi dari pemerintah, seraya terus berdoa semoga pemerintah bisa segera mengatasi masalah ini.

"Mengajak umat Islam di Indonesia untuk berdoa, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di musim haji yang akan datang," demikian Malik Haramain.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015