Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno memimpin upacara penghormatan militer sebelum pemakaman mantan menteri keuangan Ali Wardhana di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta, Selasa.

Upacara pemakaman yang berlangsung pukul 10.30 WIB itu antara lain dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan Presiden 2010-2014 Emil Salim, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo serta para kolega dan keluarga besar almarhum.

Jenazah salah satu begawan ekonomi Indonesia tersebut dimakamkan disamping makam sang istri, Rendasih Ali Wardhana, yang berpulang tahun 2000.

Pratikno mengatakan Ali Wardhana berjasa besar dalam pembangunan dan penataan perekonomian Indonesia.

"Beliau seorang akademisi dan ekonom ternama yang mempunyai pengaruh besar dalam sejarah ekonomi Indonesia, apalagi Beliau juga pernah menduduki posisi strategis (di kabinet) selama belasan tahun," katanya.

Ali Wardhana meninggal dunia pada usia 87 tahun di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, Senin (14/9), pukul 15.30 WIB, setelah dikabarkan menderita sakit paru-paru kronis.

Beberapa kolega dan pejabat negara termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla melayat ke rumah duka saat di Jalan Patra Kuningan XV Nomor 6, Jakarta, tempat jenazahnya disemayamkan.

Prof Dr Ali Wardhana lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 6 Mei 1928. Dia merupakan salah satu anggota penasehat perekonomian Orde Baru, dan menjadi Menteri Keuangan periode 1968-1983 serta Menteri Koordinator Ekonomi, Industri (Ekuin) dan Pengawasan Pembangunan periode 1983-1988.

Ali Wardhana menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1958, mendapatkan gelar Master of Arts dari University of California Berkeley, Amerika Serikat pada 1961 dan menyelesaikan program PhD dari universitas yang sama pada 1962.

Selama menjabat sebagai Menteri Keuangan, Ali Wardhana berhasil mengawal perekonomian nasional dengan menurunkan inflasi tinggi dari 650 persen menjadi 10 persen dalam tiga tahun masa jabatannya dari tahun 1966 sampai 1969.

Penggemar cerutu Partagas itu juga ikut memperkenalkan strategi pinjaman negara dan disiplin fiskal dengan melakukan pinjaman luar negeri untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta menerapkan anggaran berimbang.

Selain itu, Ali Wardhana juga mampu memanfaatkan penerimaan dari sektor migas untuk mendorong pembangunan dan mencegah terjadinya "The Dutch Disease" ketika masa keemasan harga minyak pada era 1973-1982.

Penggemar olahraga golf itu pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama 10 tahun, yaitu 1967-1978.

Pada September 1971, Ali Wardhana terpilih menjadi Ketua Dewan Gubernur Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional periode 1971-1972.

Sewaktu menjabat sebagai Menko Ekuin dan Pengawasan Pembangunan, Ali Wardhana pernah membubarkan institusi Bea dan Cukai karena dianggap korup serta menyerahkan fungsi pemeriksaan dan pengawasan di pelabuhan dengan Societe Generale de Surveillance (SGS), perusahaan layanan inspeksi dan verifikasi yang terdaftar di Swiss.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015