Dalam rangka menghadapi pasar bebas atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) banyak pekerja asing yang masuk ke Indonesia,"
Surabaya (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mendorong Fatayat untuk berperan menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.

"Dalam rangka menghadapi pasar bebas atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) banyak pekerja asing yang masuk ke Indonesia," katanya saat memberikan materi pada Kongres ke XV Fatayat di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Minggu.

Ia mengemukakan Indonesia yang berada dalam kawasan regional harus mampu menghadapi pelaksanaan MEA dan jangan sampai menjadi musibah.

"Kalau menjadi musibah tentu dirugikan semuanya bukan fatayat tapi negara. MEA harus jadi berkah. Tinggal persoalannya siap atau tidak siap," katanya.

Ia mengatakan, jika tidak ingin dilindas oleh negara lain dengan masuknya tenaga kerja dari luar negeri termasuk juga tenaga kasar maka harus ada kesiapan matang.

"Saat ini banyak profesi yang masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, saya mengajak kepada Fatayat NU untuk stop pengiriman TKI dengan alasan yang rasional," katanya.

Ia mengatakan, beberapa waktu lalu dirinya sempat di "bully" banyak orang karena masih mengirim TKI ke luar negeri.

"Oleh karena itu, daripada mengirim TKI ke luar negeri lebih baik ikut program transmigrasi," katanya.

Saat ini, kata dia, terdapat sekitar 3,5 juta kepala keluarga yang akan ikut program transmigarsi.

"Fatayat juga bisa berperan dalam program transmigrasi. Tidak hanya transmigrasi dari Jawa keluar Jawa, tetapi juga bisa tranmigrasi lokal, seperti antarkabupaten, antarkecamatan atau juga antardesa," katanya.

Menurutnya, Fatayat bisa menjadi bagian dari penguatan diaspora, dan juga menjadi sumber penggerak motor pembangunan di desa.

"Program strategis pemerintah dari kementerian lain harus dimasuki NU dari fatayat ini. Banyak program penyuluh pemberdayaan petani dari Kementerian Pertanian mengingat mayoritas Fatayat bergerak pada bidang pertanian," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015