Jakarta (ANTARA News) - Pengacara senior Adnan Buyung Nasution banyak mendedikasikan masa tua bersama keluarga sebelum tutup usia pada Rabu (23/9).

Menurut anak perempuannya, Pia Ariestiana Rinanda Nasution, Buyung seolah-olah ingin menebus waktu yang hilang saat dulu aktif sebagai pengacara yang membela hak asasi manusia dan memperjuangkan demokrasi.

"Dedikasinya luar biasa untuk negara, keluarga itu nomor ke-100. Tetapi saat tua, dia gunakan waktu untuk kumpul dengan keluarga," kata Pia usai acara pemakaman di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Kamis.

Pia menyebut ayahnya sebagai pejuang yang banyak aktivitas di luar rumah.

"Kami ulang tahun, ayah tidak ada. Saya lahir saja ayah tidak ada," ungkap Pia.

Namun, sejak menginjak usia senja, Buyung selalu mengumpulkan anak cucu dan cicitnya setiap bulan.

"Ayah senang kumpul, biasanya makan bareng, renang, kumpul sampai malam. Mungkin ayah mau menebus masa dulu yang jarang ada untuk keluarga. Jadi inginnya kumpul terus," tutur Pia.

Buyung wafat pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada Rabu, pukul 10.15 WIB.

Buyung dimakamkan secara militer tepat disamping makam putra pertamanya Iken Basya Rinanda Nasution yang wafat pada Jakarta, 14 Mei 2010 dan makam putrinya Tia Rinanda Nasution yang wafat pada 14 januari 1977.

Ia meninggalkan seorang istri Tengku Sabariah Sabaroedin, serta tiga anaknya Mauldy Donggur Rinanda Nasution, Rasyid Alam Perkasa Rinanda Nasution, dan Pia Ariestiana Rinanda Nasution.

Pewarta: Monalisa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015