Pekanbaru (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat periode 29 Juni- 27 September 2015, korban terpapar resiko asap di daerah itu sebanyak 44.871 orang.

"Data korban asap sebanyak 44.871 dihimpun dari seluruh pendataan dari pusat pos kesehatan bencana asap se-Riau dan pasien telah mendapatkan pengobatan dan penerita ISPA terbanyak 8.661 orang adalah di Kota Pekanbaru," kata kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril di Pekanbaru, Senin.

Menurut dia, dari korban terpapar asap sebanyak 44.871 orang itu terdiri atas penderita ISPA sebanyak 37.396 orang, pneumoni 656 orang, asma 1.702 orang, mata 2.207 orang, dan penyakit kulit 2.911 orang.

Ia menyebutkan, untuk menekan resiko terpapar asap, pihaknya sudah meminta bupati dan wali kota serta kepala dinas kesehatan kabupaten dan kota Riau untuk siaga dan terhadap dampak asap.

"Kami juga mengimbau agar membuat pos kesehatan terkait asap di tingkat puskesmas dan puskesmas pembantu termasuk melibatkan bidan di desa," katanya.

Selain itu kita juga merekomendasikan dinas pendidikan untuk tetap meliburkan siswa pada kondisi asap pada tingkat berbahaya bagi kesehatan.

Berikutnya dinas kesehatan juga intensif melakukan pemeriksaan ISPU pada titik tertentu di kabupaten dan kota, serta berkoordinasi dengan UPT PPKSDMKOM dengan BTKL Batam.

"Kita juga terus mensosialisasikan pemakaian masker, yakni pada ISPU sudah lebih 100 - 200 psi dianjurkan pakai masker bila berada di luar rumah. Masker yang dipakaikan pada level tersebut biasanya masker bedah atau kain yang biasa digunakan itu sudah cukup, karena partikel tersebar di udara itu PM10 dan PM2,5," katanya.

Sementara itu berbeda apabila kondisi ISPU sudah lebih dari 200 psi membutuhkan masker yang memiliki filter N95 dapat digunakan pada kondisi khusus, jangan digunakan dalam jangka waktu yang lama lebih dari 1 jam, cara lainnya adalah masker biasa di buat double sudah cukup.

Cara pemakaian masker yang benar adalah yang penting bagian logamnya itu berada diatas hidung. Karena masker yang biasa kita gunakan adalah yang disposible atau sekali pakai, untuk penggunaannya paling lama 2 jam jika berada di luar ruangan.

"Terkait masker ini tidak untuk pencegahan penyakit infeksi, boleh digunakan kembali, maskernya dibersihkan lagi dengan cara di tepuk-tepukan dan nanti bisa dipakai lagi karena disaat ada asap kita hanya mencegah dari masuknya partikel-partikel,"katanya.

Dari 44.871 orang tercatat ISPA tertinggi di Kota Pekanbaru sebanyak 8.661, pnemuni terbanyak di Kabupaten Siak 193 kasus, penyakit mata terbanyak akibat asap yakni di Kabupaten Rokan Hulu 412 kasus, dan penyakit kulit terbanyak 627 kasus di Kabupaten Siak.

Selanjutnya deretan terbanyak data jumlah penyakit (ISPA, pneumoni, mata, kulit dan asma) terpapar asap pada 12 kabupaten dan kota di Riau yakni di Kota Pekanbaru sebanyak 9.205 kasus, Kabupaten Siak 5.807 kasus, Kabupaten Kuantan Singingi 5.498, Kabupaten Rokan Hulu 4. 485 kasus, dan Kota Dumai 4.048 kasus.

Selain itu Kabupaten Bengkalis sebanyak 3.609 kasus, Kabupaten Inderagiri Hilir 2.648 kasus, Kabupaten Rokan Hilir 2.548 kasus, Kabupaten Pelalawan 2.425 kasus, serta Kabupaten Kampar 2.394 kasus, dan Kabupaten Inderagiri Hilir 1.579 kasus, dan Kabupaten Meranti 565 kasus.

Pewarta: Frislidia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015