Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan potensi ekspor dari sektor ekonomi kreatif mampu melebihi nominal ekspor minyak di Arab Saudi.

"Potensi ekspor ekonomi kreatif itu sekitar dua kali lipat dari total nominal ekspor minyak negara Arab Saudi," kata Triawan Munaf dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Triawan juga menjelaskan bidang ekonomi kreatif akan menjadi andalan ekonomi Indonesia.

Dengan adanya nota kesepahaman pembiayaan ekspor pada ekonomi kreatif dan UMKM, dia berharap bisa mendapatkan akses permodalan yang mudah serta bisa memanfaatkannya dengan baik.

"E-commerce, game development, aplikasi perangkat lunak adalah sebuah ide, kami gembira dengan adanya penyaluran pembiayaan, dan penyerapan yang akan kami dukung serta kelola, tanpa permodalan akhirnya akan stuck dan pada akhirnya hanya dibeli oleh pihak asing," katanya.

Ia mencontohkan salah satu negara yang berhasil menerapkan mengandalkan ekonomi kreatif adalah India. Negara tersebut berhasil mengembangkan banyak game dan mengekpor banyak film yang bahkan hampir bisa menyamai Hollywood (Amerika Serikat).

Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Aippindo) bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) serta Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai pembiayaan berorientasi ekspor pada sektor ekonomi kreatif dan UMKM.

Sementara itu, Ketua Asippindo Diding S. Anwar mengatakan bahwa pada tahun ini siap menjamin kredit lebih dari Rp100 triliun untuk semua skim kredit atau pembiayaan pada ekonomi kreatif dan UMKM.

Ia berharap bisa membantu mendorong peningkatan ekspor nasional dan saat ini merupakan meomentm yang tepat untuk melakukannya.

Penjaminan atas pembiayaan ekonomi kreatif akan mendorong daya kreasi serta inovasi bangsa yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian nasional yang didukung oleh perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HAKI).

Pembiayaan UMKM untuk melengkapi program pemerintah dengan dukungan dari Kementerian Koperasi dan UKM. Dengan kerja sama ini, masing-masing pihak juga berkomitmen melakukan pembinaan serta pendampingan kepada nasabah yang telah mendapatkan pembiayaan dari APPI, LPEI, dan Asippindo.

Assippindo menilai volume penjaminan dari sektor industri keuangan nonbank saat ini sedang banyak permintaan. Salah satu anggota Asippindo, Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) bahkan merilis volume sektor penjaminan nonbank mengalami kenaikan 451,94 persen dari Rp702,29 miliar pada Semester I 2014 menjadi Rp3,17 triliun pada Semester I 2015.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015