Jakarta (ANTARA News) - Country Manager Trend Micro Indonesia, Andreas Kagawa, menyayangkan masih adanya pemikiran bahwa serangan siber hanya dapat menyerang pemerintahan, perusahaan telekomunikasi (operator) ataupun perusahaan besar lainnya.

Menurut dia, berdasarkan hasil penelitian Trend Micro, kejahatan siber saat ini justru mengancam UKM (Usaha Kecil Menengah).

"Secara industri ada miss konsep, bukan cuma enterprise, tapi juga menyebar ke industri lain. Sekarang di Indonesia kejahatan siber justru mengancam sistem point of sales," kata dia, di Jakarta, Kamis.

Andreas mengatakan ancaman serangan siber berada pada sistem pemabayaran, pada saat pelanggan menggesek kartu untuk membayar di mana data pelanggan tersimpan di RAM (Random-access memory)alat pembayaran.

Sementara itu, menurut Director Trendlabs Research Trend Micro, Myla Pilao, hal tersebut terjadi seiring berkembangnya perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia.

Dalam mengantisipasi kejahatan siber, Trend Micro sendiri bekerja sama dengan organisasi polisi kriminalitas internasional, Interpol.

"Kami bekerja sama dengan Interpol memberikan insight dari research kami karena Interpol yang punya wewenang lebih," ujar Andreas.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015