Insya Allah, secepatnya kami akan mendapatkan hasil yang tidak terduga"
Bandarlampung (ANTARA News) - Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Lampung, Kombes Dicky Patrianegara, menyatakan terdapat titik terang terkait penyebab kematian gajah "Yongki" di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

"Kami sangat berhati-hati dan serius dalam menangani kasus kematian gajah Yongki ini," kata dia di Bandarlampung, Kamis.

Menurut dia, pihak Polres Lampung Barat serta tim Polda Lampung yang ditempatkan di sana sedang bekerja untuk mengusut lebih lanjut kasus kematian gajah jinak patroli di TNBBS itu pula.

"Insya Allah, secepatnya kami akan mendapatkan hasil yang tidak terduga," kata Dicky lagi.

Ia menyampaikan, tidak banyak memberi keterangan karena tim masih bekerja. "Kalau terlalu banyak nanti akan mengganggu tim yang sedang bekerja," ujarnya.

Terkait kesulitan penyidikan dan tidak terungkap kasus-kasus serupa, Dicky mengatakan, selain saksi, kondisi alam atau lingkungan tempat kejadian perkara yang menjadi salah satu penghambatnya.

"Ya, kalau kasus-kasus sebelumnya karena kejadian di dalam hutan dan polisi tidak mengetahuinya, bagaimana bisa terungkap," kata dia pula.

Menurutnya, tidak adanya laporan, bahkan kondisi hutan yang memang bukan merupakan jalan umum menjadi kendala aparat kepolisian mendalami kasus-kasus serupa.

Namun dalam kasus kematian gajah Yongki ini, ia melanjutkan, pihaknya sangat serius melakukan pemeriksaan mengingat kasus ini juga menjadi perhatian dunia internasional.

"Mudah-mudahan akan segera terungkap, bahkan akan ada kejutan terkait kematian gajah tersebut," ujarnya lagi.

Ditreskrimsus itu pun menyatakan, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terkait kematian gajah itu.

Sebelumnya, Polda Lampung kembali melakukan pemeriksaan delapan saksi tambahan terkait kematian gajah "Yongki" yang kedapatan mati di dekat Resor Pemerihan, Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat, pemekaran Kabupaten Lampung Barat, dalam areal hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

"Kami masih terus melakukan penelusuran terkait kematian gajah Yongki tersebut," kata Dirreskrimsus Polda Lampung, Kombes Dicky Patrianegara.

Menurut dia, ada penambahan pemeriksaan saksi baik dari masyarakat, pawang gajah serta pegawai Balai Besar TNBBS untuk pengungkapan kasus tersebut.

"Saat ini secara keseluruhan kasus ditangani oleh Polres Lampung Barat, dan satu tim telah disiagakan untuk membantu kelancaran pemeriksaan tersebut," katanya pula.

Ia berharap dapat secepatnya mengungkap pelaku pembunuh gajah patroli itu. "Hingga saat ini sudah kurang lebih 20 saksi yang telah diperiksa," kata Dicky menambahkan.

Yongki merupakan gajah jantan jinak andalan pelerai konflik antara gajah liar dan penduduk setempat ini ditemukan mati pada Jumat 18 September 2015.

"Memang kami juga sudah menduga kuat ke arah itu, gading gajah dari Yongki sudah keluar dari wilayah Lampung. Intinya, sudah banyak kemungkinan-kemungkinan yang sekarang sedang ditelusuri oleh kami," kata Dicky lagi.

Kemungkinan-kemungkinan tersebut, antara lain gading itu diolah dulu (diukir, diperkecil dan sebagainya) untuk menghapuskan jejak perjalanan gading sebelum diedarkan atau diperjualbelikan.

Pihak kepolisian juga memperkirakan kemungkinan gading tersebut sudah pindah ke luar negeri, salah satunya lewat jalan-jalan "tikus" yang selama ini menjadi jalur penyelundupan pasar gelap satwa liar dan bagian tubuhnya itu.

"Sekarang tinggal mencari pelaku. Yang jelas pelaku lebih dari dua orang. Pendalaman sedang dilakukan untuk mencari pelaku beserta peran tiap pelaku. Koordinasi dengan kepolisian daerah lain perlu untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan," ujarnya lagi.

Pewarta: Budisantoso B & Agus S
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015