Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah atas dolar AS menguat menjadi Rp9.075/9.085, Kamis pagi di Jakarta, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.090/9.093 atau mengalami kenaikan sebesar 15 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Kamis, mengatakan rupiah menguat terhadap dolar AS terpicu oleh pidato awal tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menegaskan pemerintah akan segera mengatasi hambatan investasi. Akibat banyaknya faktor penghambat, seperti akses dana perbankan, suku bunga, perpajakan, dan pengurusan perizinan serta kepastian hukum, realisasi investasi dalam dua tahun terakhir sangat rendah, katanya. Upaya pemerintah itu, menurut Kostaman, memicu pelaku lokal memburu rupiah dan melepas dolar AS, sehingga rupiah menguat mendekati level Rp9.050 per dolar AS. Kenaikan rupiah juga didukung oleh membaiknya pasar saham regional, setelah Bank sentral AS (The Fed) memutuskan untuk tidak menaikkan tingkat suku bunga AS, katanya. Namun dolar AS di pasar regional menguat terhadap yen, setelah The Fed menyatakan tekanan inflasi di AS kemungkinan besar lebih moderet dibanding sebelumnya yang menunjukkan bahwa ekonomi bisa berjalan lebih baik lagi. Meski demikian, The Fed tetap melakukan pengetatan moneter untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lebih jauh, katanya. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 120,86 dari sebelumnya 120,70, euro menjadi 1,3024 dari 1,3033 dan eruo terhadap yeh naik jadi 157,39 dari 157,31. Menurut Kostaman, rupiah kemungkinan besar akan terus menguat, karena sentimen positip itu cukup besar untuk memicu pergerakan mata uang lokal itu. Namun realisasi investasi yang diupayakan pemerintah itu diharapkan dapat dilaksanakan dalam waktu yang cepat, sehingga banyak investor asing yang segera menempatkan dananya di dalam negeri, demikian katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007