Temanggung (ANTARA News) - Kepolisian Resor Temanggung, Jawa Tengah, melestarikan tradisi pementasan wayang kulit dalam menyambut tahun baru Islam, di bulan Muharam atau Sura menurut penanggalan Jawa.

"Kami berusaha mempertahankan tradisi mementaskan wayang kulit yang dilaksanakan di halaman Asrama Polisi Gemoh ini," kata Kapolres Temanggung, Wahyu Wim Harjanto di Temanggung, Sabtu dini hari.

Pentas wayang kulit yang dimulai Jumat malam sekitar pukul 22.00 WIB tersebut dengan dalang Ki Narwoko Hadi Widodo mengambil lakon "Wahyu Jati Waseso".

Lakon tersebut intinya menceritakan anugerah berupa sifat-sifat terbaik .

"Semoga kita mendapat kemuliaan, mudah-mudahan semua masyarakat Temanggung mendapatkannya," katanya. bukan hanya polisi tetapi semua masyarakat dapat wahyu jati waseso tersebut. kalau kita mendapat anugerah sifat yang mulia tentu anak cucu kita insya Allah juga menjadi yang mulia. , alhamdulillah masyarakat di temanggung guyup rukun.

Kapolres mengatakan tradisi yang telah turun temurun ini sebagai wujud keinginan jajaran Polres Temanggung untuk melestarikan budaya Jawa.

Ia menuturkan, wayang kulit sebagai sarana berkomunikasi dan bersinergi dengan masyarakat.

"Kami ingin mengadakan kegiatan yang membaur dengan masyarakat, maka dilaksanakan dengan nuansa rakyat. Kami berupaya memberikan yang terbaik pada masyarakat Temanggung untuk hadir menikmati wayang kulit, sekaligus kami memberikan sekadar makan dan minum bersama-sama, supaya nikmat sampai pagi hari dengan menikmati makanan tradisional," katanya.

Pada pementasan wayang kulit tersebut, para penonton mendapat suguhan berbagai makanan tradisional, seperti mi godok, wedang ronde, dan makanan kecil khas "angkringan".

Ia mengatakan pada kegiatan ini Polres benar-benar mengoptimalkan dalang dan seniman lokal, yang terbaik dimiliki Kabupaten Temangggung.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015