Birmingham (ANTARA News) - Pemimpin Muslim hari Jumat memperingatkan bahwa Inggris menuju "negara polisi", dengan menyamakan keadaan dengan Nazi Jerman sesudah serangan anti-teror di kota Birmingham pekan ini. Tapi, Mohammad Naseem, ketua Mesjid Pusat Birmingham, mendesak Muslim menahan diri sesudah penggerebekan itu, saat sembilan tersangka ditangkap dengan tuduhan merencanakan penculikan "bergaya Irak" dan memfilmkan pengayauannya. "Negara ini bergerak menuju negara polisi. Itu tidak benar. Kita harus mengubah ini," katanya di dalam mesjid itu, tempat sekitar 2.000 Muslim berkumpul untuk shalat Jumat. "Kita dapat mengubah ini menjadi lebih baik secara bersama, tidak dengan terpecah. Tetap tenang, jangan marah. Kemarahan adalah perasaan alami, tetapi Muslim harus mengendalikannya. Kita jangan pernah mengalah pada kemarahan," katanya. Saat berbicara di luar mesjid itu sesaat sebelum shalat dimulai, ia membandingkan keadaan sekarang, dan undang-undang anti-teror, yang diberlakukan di Inggris beberapa tahun terahir, dengan Nazi Jerman. "Orang Jerman diberi tahu bahwa orang Yahudi adalah ancaman. Hal sama terjadi di sini. Muslim sekarang jadi orang menakutkan," katanya, "Itu kelompok kecil, mudah mengambil mereka. Itu yang dilakukan." Kemarahan tinggi sesudah pengegerebekan itu, yang disertai tuduhan bahwa tersangka tersebut berencana menculik dan mengayau seorang tentara Muslim Inggris dan mengirim videonya ke lokamaya. Polisi Inggris hari Kamis diberi tambahan waktu untuk memeriksa sembilan tersangka itu, yang semua oleh tetangga disebut orang Inggris asal Pakistan, dan kebanyakan laki-laki berkeluarga dan memiliki anak. Tentara muslim Inggris dan keluarganya akan diberi panduan baru keamanan sesudah tersangka komplotan untuk menculik, menganiaya, dan mengayau tentara terbongkar dengan penahanan sembilan orang, kata berita hari Kamis. Saat polisi meneruskan pencarian dari rumah ke rumah di kota Birmingham, Midlands Inggris, lebih banyak rincian muncul atas dugaan rencana menculik satu tentara dan mengirim pengayauannya ke lokamaya sebagai peringatan agar muslim tidak membantu angkatan bersenjata. Terdapat sekitar 330 muslim dalam angkatan bersenjata berkekuatan 100.000 orang itu, lebih kurang 250 di antaranya dalam dinas aktif, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007