Pemanfaatan pinjaman dari CBD untuk infrastruktur. Bank BUMN selama ini membiayai proyek infrastruktur yang pasti berjangka panjang sehingga bank mengambil risiko karena dana yang dimiliki berjangka pendek,"
Jakarta (ANTARA News) - Pinjaman dari China Development Bank (CDB) kepada PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dinilai sesuai untuk pembiayaan infrastruktur yang berjangka panjang.

"Pemanfaatan pinjaman dari CBD untuk infrastruktur. Bank BUMN selama ini membiayai proyek infrastruktur yang pasti berjangka panjang sehingga bank mengambil risiko karena dana yang dimiliki berjangka pendek," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin di Jakarta, Senin.

Menurut Budi Sadikin, pinjaman Tiongkok sebesar tiga miliar dolar AS untuk tiga bank itu juga memiliki keunggulan bunga yang rendah, berjangka panjang serta jumlahnya besar sehingga memudahkan bank BUMN itu melakukan pembiayaan untuk infrastruktur.

Apalagi, ujar dia, proyek infrastruktur di Indonesia ke depan akan semakin besar sehingga bank BUMN perlu mencari sumber dana lain untuk pembiayaan BUMN dan swasta yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur.

"Untuk infrastruktur uang kita saja tidak cukup. Kita perlu pinjaman infrastruktur jangka panjang sehingga harus mencari pinjaman yang berjangka panjang," ujar Budi.

Selain sesuai dengan pembiayaan infrastruktur, ia menilai pinjaman tersebut dapat membantu BUMN besar menurunkan kewajiban pembayaran bunga per tahun.

"BUMN yang dibiayai pinjaman luar memiliki bunga tinggi, dengan pinjaman ini BUMN dapat memiliki target refinancing dengan datang melakukan pinjaman dolar baru," kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Asmawi Syam mangatakan pinjaman dari Tiongkok tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur dan manufaktur yang mendukung ekspor.

Pinjaman tersebut, menurut Asmawi, adalah sindikasi bersama tiga bank BUMN untuk pembiayaan proyek bersama.

Dari total pinjaman tersebut, masing-masing bank, Bank Mandiri, BRI dan BNI, menerima pinjaman sebesar satu miliar dolar AS dengan jangka waktu 10 tahun. Selain itu 30 persen dari dana pinjaman tersebut akan diterima dalam mata uang Renminbi (RMB).

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015