Singapura (ANTARA News) - Harga minyak terus mengalami penurunan di perdagangan Asia pada Selasa, didorong ekspektasi kenaikan persediaan minyak mentah AS dan perkiraan terjadi kelebihan pasokan global hingga tahun depan.

Badan Informasi Energi AS (EIA) akan merilis laporan mingguan persediaan minyak mentah komersial untuk minggu yang berakhir 23 Oktober pada Rabu, yang dipandang sebagai ukuran untuk permintaan di negara konsumen minyak terbesar di dunia itu. Para analis memperkirakan terjadi peningkatan persediaan.

"Harga minyak tetap di dekat posisi terendah dua bulan karena masalah kelebihan pasokan tinggal di garis depan ...," Bernard Aw, analis pasar di IG Markets di Singapura mengatakan kepada AFP.

"Ada keyakinan bahwa persediaan AS meningkat, yang akan memperpanjang kelebihan pasokan global," katanya.

"Data EIA pada Rabu akan memberikan gambaran tersebut."

Di Asia, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember diperdagangkan 51 sen lebih rendah pada 43,47 dolar AS per barel, dan Brent berkurang 33 sen menjadi 47,21 dolar AS per barel pada sekitar pukul 07.10 GMT.

Kedua kontrak turun pada Senin setelah membentang penurunan menjadi dua minggu pada Jumat.

Penurunan terjadi setelah Fatih Birol, direktur eksekutif Badan Energi International (IEA), mengatakan pada konferensi energi di Singapura pada Senin bahwa pihaknya melihat "pasokan berlimpah di pasar" sampai pertengahan 2016.

Harga jatuh ke posisi terendah enam tahun pada Agustus, tetapi bangkit kembali awal bulan ini menjadi diperdagangkan di atas 50 dolar AS, terangkat oleh komentar optimis tentang prospek permintaan dari kepala kartel produsen minyak mentah OPEC.

Namun demikian, reli itu tidak didukung karena kekhawatiran kelebihan pasokan muncul kembali.

Tingkat harga saat ini lebih dari 50 persen di bawah tertinggi lebih dari 100 dolar AS per barel yang dicapai pada Juni tahun lalu.

(A026)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015