Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi menyatakan bahwa hingga hari kelima, Senin, banjir di Jakarta, Bekasi dan Tangerang telah menewaskan 17 orang, satu diantaranya anak-anak. "Sebagian besar korban tewas akibat tersengat listrik, hanyut, tenggelam dan sakit," kata petugas posko banjir Bakornas PB Koko Haryono di Jakarta. Ia mengatakan, 17 korban tewas itu tersebar di Jakarta Pusat (dua orang), Jakarta Timur (tiga orang), Jakarta Barat (lima orang), Jakarta Utara (dua orang). Bekasi tercatat tiga orang dan dua orang di Tangerang termasuk anak usia tujuh tahun bernama Fahri warga RT 05 RW 02 Kelurahan Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah, Ciledug. Banjir yang masih menggenangi Jakarta, Bekasi dan Tangerang juga memaksa 277.036 orang mengungsi ke pos-pos pengungsian terdekat. Hingga hari kelima tercatat 46.778 orang pengungsi di Jakarta Pusat, 64.555 orang di Jakarta Timur, 27.140 orang di Jakarta Barat, 88.806 orang di Jakarta Selatan, 23.245 orang di Jakarta Utara, 11.512 orang di Bekasi dan 15.000 orang di Bekasi. Banjir yang terjadi sejak Kamis (1/2) tersebut masih menggenang di enam kecamatan di Jakarta Pusat, sepuluh kecamatan di Jakarta Selatan, sepuluh kecamatan di Jakarta Timur, enam kecamatan di Jakarta Barat dan enam kecamatan di Jakarta Utara, sebelas kecamatan di Bekasi dan tujuh kecamatan di Tangerang. Banjir semakin meluas pada Minggu (4/2) yakni menggenangi sekitar 70 persen wilayah Jakarta. Warga yang mengungsi di lima wilayah pun terus bertambah menjadi sekitar 150.000 jiwa. Sebagian dari mereka meninggalkan rumah sejak empat hari lalu. Meluapnya Ciliwung disebabkan tingginya curah hujan di Bogor, Jawa Barat. Datangnya air bah yang melumpuhkan Jakarta sudah diprediksi sejak Sabtu (3/2), apalagi pada hari itu ketinggian air di Bendung Katulampa, Bogor, menunjuk angka 250 sentimeter atau melampaui batas normal, 80 sentimeter. Tingginya debit air Ciliwung menyebabkan pintu air sejak Minggu (4/2) siang dibuka penuh. Sejumlah kawasan pun tergenang. Pada pukul 23.00, ketinggian genangan air di Jalan Gunung Sahari dan Jalan Pasar Baru, misalnya, sudah 40 sentimeter. Namun, lingkungan Istana Presiden hingga menjelang tengah malam itu tidak terendam air, seperti yang diperkirakan sebelumnya. Banjir kiriman tersebut menggenangi kawasan selatan hingga utara Jakarta sejak Sabtu malam. Sejumlah jalan utama seperti Jalan Casablanca di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, dan Jalan Raya Kalibata terputus dan tidak dapat dilewati kendaraan karena terendam air luapan Ciliwung, termasuk jembatan yang melintang di atas sungai. Terowongan jalan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, dan Manggarai, Jakarta Selatan, juga masih belum bisa dilewati karena terendam hingga dua meter.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007