Jakarta (ANTARA News) - Ragam flora dan fauna khas kota Jakarta seperti burung elang bondol, bunga tapak dara, burung kipasan belang hadir sebagai motif kain dan kebaya karya para perancang dari Dekranasda dalam perhelatan Jakarta Fashion Week (JFW) 2016, Rabu ini.

"Tahun ini temanya flora dan fauna. Kami berharap dengan mengangkat tema baru seperti bunga Tapak Dara, burung Elang Bondol, kami bisa menggali karya-karya di DKI Jakarta," kata Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) DKI Jakarta, Veronica Tan, di Jakarta, Rabu.

Riana Kesuma misalnya mengambil tema "The Harmony of Flora Fauna of Jakarta", ia menjadikan bunga nona makan sirih, tapak dara sebagai bordir kebaya.

Sementara untuk bawahan, Riana menggunakan motif burung elang bondol dan kipasan belang pada kain batik tulis.

Selain itu, Inez Mardiana, menampilkan kebaya dengan bahan dasar warna hitam berpadu bordir sirih kuning dan kupu-kupu berwarna cerah dengan kain berlatar hitam.

Kebaya ini dipadukan dengan sarung yang desainnya serupa. "Mengambil tema 'Hitam Manis', saya mencoba mengungkapkan bahwa warna hitam pun akan manus apabila dikombinasikan dengan bordiran-bordiran yang cerah," kata Inez.

Selain itu, ada juga Dwi Arlina, yang memadankan motif elang bondol dengan bunga nona makan sirih, sirih kuning dan bungur, dalam busana siap pakai yang bisa digunakan di setiap kesempatan.

Dalam enam koleksinya, ia menghadirkan tiga sekuen warna yakni merah, hijau dan ungu rok tutu, celana pendek, dan kulot.

Sementara itu, Vielga, memainkan kebaya klasik dan kasual berwarna cerah, ia menaburkan bordir bermotif tapak dara dengan warna tak kalah cerah.

"Permainan warna-warna cerah seperti shocking pink, kuning, biru electric, kuning neon dan merah diprediksi akan menjadi tren di 2016," ungkap Vielga.

Veronica mengatakan pada perhelatan JFW mendatang Dekranasda berencana mengangkat tempat bersejarah di Jakarta, salah satunya Kota Tua.

"Tahun depan, kami berharap ada tempat bersejarah yang bis akami angkat, Kota Tua," pungkas dia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015