Jakarta (ANTARA News) - Band era 1990-an, Java Jive, kembali menunjukkan eksistensi mereka setelah 22 tahun bersama dengan merilis lagu "Keliru". Meskipun tanpa dukungan modal dari perusahaan rekaman, band yang tidak pernah berganti formasi personel itu tetap berkomitmen untuk terus berkarya dengan modal uang kas.

Uniknya, uang kas itu sudah mereka kumpulkan sejak awal band tersebut terbentuk sebagai band kafe.

"Kami garap rilis ini dengan modal dari uang kas," ungkap Danny (vokalis), di Jakarta, Rabu.

Danny menuturkan awal cerita mereka mempunyai uang kas saat mereka harus membagi rata hasil dari manggung.

"Sejak awal pembagian penghasilan kami memang bagi rata. Waktu itu tahun 1989 kami mendapat bayaran manggung Rp150 ribu, setelah dibagi rata berenam kan sisa Rp30 ribu. Tadinya mau dibagi rata lagi tapi akhirnya muncul ide dibuat uang kas. Lama kelamaan setiap manggung wajib sisihkan untuk kas minimal 10 persen. Bahkan kalau kas lagi menipis, uang dibagi ke kas bisa lebih besar daripada untuk kami sendiri," jelas Danny.

Menurut Danny, uang kas tersebut digunakan untuk biaya operasional atau jika ada personel yang sakit. Oleh sebab itu, hingga saat ini band yang digawangi Capung (gitaris), Noey (bassist), Tony (keyboardist), Edwin (drummer), Fatur (vokalis), dan Danny (vokalis) itu tidak pernah memiliki manajemen dan memilih mengurus band dengan kebersamaan layaknya saudara.

"Kami tidak pernah pakai manajemen. Kami menjaga band ini dengan hati. Sampai sekarag baik-baik saja," tutur Danny.

Lalu, siapa kah yang mengurus uang kas band tersebut? "Bendaharanya si Fatur. Dia itu luar biasa, disiplin, dan cenderung pelit," seloroh Danny.

Ia menambahkan, Fatur selalu mengirim laporan keuangan band setiap tahun kepada masing-masing personel.

Java Jive memiliki banyak hits seperti "Kau Yang Terindah", "Menikah", "Gerangan Cinta", "Buah Hati", "Gadis Malam", dan masih banyak lagi.

Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015