Jakarta (ANTARA News) - Dunia industri membutuhkan 600 ribu tenaga kerja kompeten per tahun, di mana hal tersebut masih belum bisa dipenuhi karena adanya kesenjangan kompetensi.

"Dengan pertumbuhan industri yang mencapai 5-6 persen per tahun, industri butuh 600 ribu tenaga kerja. Kesenjangan kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia industri masih terjadi," kata Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat di Jakarta, Selasa.

Untuk itu, lanjut Syarif, akademi pendidikan dibawah Kemenperin, yang saat ini berbentuk politekhnik, membuat kurikulum yang mengacu pada standar kompetensi nasional Indonesia pada bidang industri tertentu.

Selain itu, setiap sekolah asuhan Kemenperin juga didorong untuk memiliki spesialisasi bidang industri tertentu yang dijagokan, sehingga menjadi buruan dunia industri.

Syarif mencontohkan, Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta yang terdepan soal logistik, meluluskan 419 wisudawan dan wisudawati pada 2015, di mana 187 orang di antaranya sudah bekerja di bidang industri.

Hal tersebut bisa terwujud karena pihak sekolah bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo).

Terdapat tiga jurusan pada APP Jakarta yang lulusannya dapat langsung disalurkan ke dunia industri, yakni jurusan logistik, pemasaran internasional dan perdagangan internasional.

Menurut Syarif, terdapat empat langkah untuk membangun tenaga kerja industri yang kompeten, yakni melalui pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi dan pelatihan industri berbasis kompetensi.

"Kemenperin memiliki balai pendidikan dan pelatihan yang menyelenggarakan sistem 3 in 1, yaitu orang dilatih, orang di sertifikasi dan orang ditempatkan bekerja di perusahaan tersebut," ujarnya.

Selanjutnya, langkah magang industri, di mana perusahan industri itu wajib menerima siswa magang. dan terakhir melalui sertifikasi kompetensi.

Ia menambahkan, sertifikasi yang dilakukan harus mengikuti standar internasional, sehingga kompetensinya diakui secara internasional.

Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Syarif mengatakan, tenaga kerja bersertifikasi yang memiliki kompetensi dibidang industri tertentu akan mampu menghadapi MEA yang dimulai awal 2016 tersebut.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015