Selama kesadaran politik belum tinggi, selama aturan masih pandang bulu, Pilkada tetap jadi konflik
Jakarta (ANTARA News) - Praktisi perdamaian Ichsan Malik mengatakan Keberhasilan KPU menggelar Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden bukan jaminan Pilkada serentak akan berjalan mulus sehingga pemerintah harus segera mendeteksi dan mengantisipasi potensi konflik yang kemungkinan terjadi menjelang Pilkada secara serentak pada 9 Desember 2015.

"Saya menduga konflik akan terjadi di beberapa wilayah, terutama daerah yang rawan. Ini tidak boleh dibiarkan," kata Ichsan di Jakarta, Selasa.

Menurut Ichan, Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu harus mengambil langkah dengan mendeteksi awal wilayah rawan konflik serta kelompok-kelompok rentan tersulut konflik.

"Deteksi awal mana saja wilayah merah, kuning, hijau. Ini sudah harus dibuat. Petakan aktor dan kelompok yang rentan sehingga ketika menjadi pemicu konflik atau dimobilisasi sudah bisa dicegah dari awal," ujar Ichsan yang berpengalaman menjadi mediator perdamaian di wilayah konflik itu.

Selain itu, lanjut Ichsan, pemerintah harus mencegah isu politik berkembang menjadi isu agama dan isu etnik.

"Pemerintah fokus pada wilayah yang rumputnya kering (rawan konflik), karena api pasti sudah ada tergantung angin dan respon masyarakat," jelasnya beranalogi.

Lebih lanjut, Ichsan mengatakan bahwa kurangnya kesadaran politik merupakan bibit konflik jelang Pilkada serentak.

"Kalau dilihat kesadaran politik masyarakat, memang Pilkada ini jadi pemicu untuk konflik. Selama kesadaran politik belum tinggi, selama aturan masih pandang bulu, Pilkada tetap jadi konflik," tutur pengajar damai dan resolusi konflik pada Universitas Pertahanan ini.

Keberhasilan KPU menggelar Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden, kata Ichsan, bukan jaminan Pilkada serentak akan berjalan mulus.

"Itu tidak bisa dijadikan patokan. Kita belum pernah dalam kondisi melakukan Pilkada serentak ini dengan kondisi setahun ini belum pulih. Sama menangani gambut 1 juta hektar tetapi belajar di 6 hektar saja," jelas Ichsan.




Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015