Dubai (ANTARA News) - Senior Vice President Flight Training/Operations Emirates, maskapai penerbangan dari Uni Emirat Arab, Capt Martin Mahoney mendorong semakin banyak perempuan masuk industri penerbangan.

"Industri (penerbangan) tidak berupaya secara cukup untuk menarik lebih banyak potensi berkualitas tinggi," kata Martin Mahoney dalam seminar di Dubai Airshow, Selasa.

Ia berpendapat bahwa industri penerbangan saat ini masih belum cukup keras untuk menarik perempuan untuk masuk ke dalam industri tersebut.

Padahal, lanjutnya, bila dalam industri penerbangan tercipta rasio antara perempuan dan lelaki yang lebih seimbang, maka hal itu akan berdampak sangat besar.

"Kami juga harus membuat industri kami lebih menarik bagi lulusan kuliah," katanya.

Sebelumnya, perusahaan perawatan pesawat asal Indonesia, GMF Aeroasia yang juga sedang mengikuti Dubai Airshow, sedang fokus dalam mengembangkan kapasitas industri sumber daya manusia dalam industri "maintenance, repair, and overhaul" (MRO) atau perawatan dan perbaikan pesawat.

"Saat ini kami sedang membangun manpower (tenaga kerja)," kata Vice President Sales and Marketing GMF Aeroasia, Tazar Marta Kurniawan di Dubai, Senin (9/11).

Menurut Tazar, biaya untuk melahirkan seorang mekanik pesawat bukanlah jumlah yang kecil karena saat ini diperkirakan mencapai sekitar Rp100 juta untuk membuat seseorang hingga lulus menjadi ahli mekanik.

Dia juga mengemukakan bahwa pengembangan kapasitas SDM juga diperlukan antara lain untuk memenuhi kebutuhan dari SDM GMF Aeroasia yang merupakan anak perusahaan dari maskapai Garuda Indonesia.

Apalagi, ia mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan MRO seperti dari Yunani, Korea Selatan dan juga sejumlah negara di kawasan Timur Tengah juga menawarkan kerja sama dalam hal MRO.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015