Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengakui bahwa pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) paling ulet dan inovatif dalam menjalankan usahanya.

Saleh mengungkapkan hal itu usai berbincang dengan pelaku IKM yang mengikuti Pameran Visualisasi Temuan Inovasi Gugus Kendali Mutu (GKM) di Padang.

"Di Bali, saya bertemu dengan perajin muda yang mengolah cangkang kerang menjadi kerajinan lampu. Kemarin di Rote, ada mama-mama penenun yang memakai kelapa dan damar merah," kata Saleh melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Kemudian, karya inovatif dari IKM di Padang, lanjut Saleh, semakin membuktikan keunggulan pelaku usaha.

Inovasi-inovasi itu juga tercipta oleh pola interaksi langsung IKM dengan pembeli, baik pemakai akhir atau pengusaha yang menjadi mitra mereka.

Untuk itu, lanjutnya, Kemenperin melalui satuan kerja di daerah seperti Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) dan lembaga pendidikan pelatihan juga melakukan pendampingan.

Penjabat Gubernur Sumatera Barat Reydonnyzar Moenek mengatakan, bagi pemerintah daerah, penguatan kemampuan IKM dinilai memicu pemanfaatan potensi sumber daya alam dan budaya lebih lanjut.

"Khusus untuk konvensi GKM di Padang ini menunjukkan Kementerian Perindustrian sangat fokus pada peningkatan kualitas IKM," kata Reydonnyzar.

Pada Agustus lalu, digelar Sawahlunto Internasinal Songket Festival (SISCA) di Sumbar untuk mengangkat nama produk industri kreatif itu.

Kontribusi IKM tercatat sebesar 34,56 persen terhadap pertumbuhan industri pengolahan non-migas secara keseluruhan.

Merujuk data BPS tahun 2014, terdapat 3,5 juta unit usaha IKM yang merupakan 90 persen dari total unit usaha industri nasional. Jumlah unit usaha tersebut telah mampu menyerap tenaga kerja sebesar 8,4 juta orang, yang tentunya berdampak pada meningkatnya ekonomi nasional.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015