Mataram (ANTARA News) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal mengatakan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah itu turun hingga 40 persen akibat erupsi Gunung Barujari yang menyebabkan penerbangan terbanggu.

"Saat ini okupansi hotel kita turun 20-30 persen, sehingga berpengaruh terhadap pariwisata kita," kata Faozal di Mataram, Rabu.

Menurut dia, sejak Gunung Barujari erupsi dan memuntahkan abu vulkanik. Praktis aktivitas di Bandara Internasional Lombok (BIL) sejak delapan hari terakhir, Rabu (4/11) hingga Rabu (11/11) harus ditutup. Bahkan, penutupan itu harus diperpanjang lagi sampai esok, Kamis (12/11).

"Sejak bandara di tutup banyak acara yang harus ditunda dan dibatalkan, karena selain mengandalkann kunjungan wisatawan. NTB juga menjadi tempat wisata MICE, sehingga dengan pembatalan itu cukup berpengaruh, terutama jasa perhotelan dan pelaku wisata," katanya.

Ia menambahkan, dampak penutupan BIL jumlah penumpang menjadi tidak ada yang mengunjungi NTB. Sebab, jika sebelum bencana terjadi total penumpang yang datang dan pergi melalui BIL mencapai 3.000-4.000 orang setiap hari.

"Kalau kita asumsikan dari 4.000 penumpang kita kehilangan 2.000 wisatawan akibat Barujari. Tetapi ini semua kejadian alam yang juga tidak bisa kita bendung," jelasnya.

Lebih lanjut, mantan Kepala Museum NTB ini mengatakan meski jumlah kunjungan wisatawan menurun akibat ada bencana erupsi Gunung Baru Jari, ia optimis target kunjungan 2 juta wisatawan di 2015 ini tidak akan terganggu.

"Saat ini saja angka kunjungan wisatawan kita sudah mencapai 1,8 juta orang. Dengan waktu yang ada kita tetap optimis angka itu bisa tercapai," imbuhnya.

Karena itu, ia berharap para pelaku wisata dan pemilik hotel di daerah itu tidak panik. Karena bagaimanapun pariwisata NTB tetap nyaman dan aman untuk dikunjungi meski ada erupsi Gunung Barujari, Anak Gunung Rinjani.

"Karena BIL tutup masih ada angkutan lain dari laut untuk menuju NTB seperti melalui Bali," kata dia.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015